PROBLEMATIKA MADRASAH DAN
ALTERNATIF SOLUSINYA
Oleh M Ihsan Dachofany
1. PENDAHALUAN
UU No 20/2003 menyiratkan peluang yang sama kepada
madrasah dan pesantren yang bukan sekolah umum berciri khas Islam untuk
mendapat pengakuan, penghargaan dan tidak didiskriminasikan. Namun,
ditingkat implementasi pengelolaan, penyelenggaraan madrasah, apakah
terjadi yang sedemikian atau sebaliknya ? Apakah tidak muncul tarik
menarik terkait dengan kewenangan pengelolaan secara sentralisasi atau
desentralisasi? mencuat pandangan dominan bahwa ketertinggalan
pendidikan di madrasah disebabkan oleh perlakuan diskriminasi
pemerintah. Benarkah demikian ?
Di era persaingan global ini, trend pendidikan mengalami pergeseran
orientasi yang menempatkan pembangunan manusia seutuhnya melalui
pendidikan dan latihan dengan beragam jenis, jenjang, sifat dan
bentuknya. Pendidikan manusia Indonesia seutuhnya diidealisasikan
menjadi titik puncak tercapainya pendidikan nasional yang sampai saat
ini menjadi dambaan bangsa Indonesia. Sosok pribadi yang diidolakan
belum juga dihasilkan, maka lembaga pendidikan dijadikan ekspektasi
alternatif, sebagai instrumen utama proses kemanusiaan dan pemanusiaan,
yaitu menghargai dan memberi kebebasan untuk berpendapat dan
berekspresi. Penghargaan yang demikian adalah benih yang mulai tumbuh,
dan sebagai sebuah proses kebebasan terus-menerus diperjuangkan.
Bagaimana mungkin bisa menjadi manusia yang sesungguhnya, kalau dalam
realitasnya memang pendidikan Islam sebagai subsistem dinilai masih
kering dari aspek pedagogis, dan lebih mekanistik dalam menjalankan
fungsinya sehingga terkesan hanya akan melahirkan peserta didik yang
”kerdil” karena tidak memiliki dunianya sendiri. Menurut Ma’arif, konsep
pendidikan telah dipaksa untuk menuruti konsep development-kapitalis
yang terelaborasi sedemikian rupa, demi memenuhi kebutuhan
industrialisasi, sehingga pendidikan yang seharusnya menjadi media
pemberdayaan malah menjadi sarana pembodohan yang sistematis, penciptaan
robot-robot intelektual yang terprogram secara maraton dan monoton.
Pendidikan dalam Islam pada hakekatnya adalah untuk semua (education for
all), sebagai hak individu warga negara dan juga warga dunia memiliki
hak memperoleh pendidikan secara adil. Ternyata, hal yang semestinya
merupakan hak tersebut kini tergantikan oleh pendidikan sebagai barang
dagangan. Pendidikan menjadi ritus masyarakat yang membodohkan karena
mereka yang tidak sekolah dianggap bodoh. Bahkan pendidikan menjadi
penyebab terjadinya ketidakadilan, karena masyarakat yang mampu sekolah
adalah golongan elite yang kaya sedangkan mereka yang tidak mampu
sekolah adalah masyarakat miskin.
Di sisi lain, menurut Fadjar dalam Rahardjo menyatakan bahwa kurang
tertariknya masyarakat untuk memilih lembaga-lembaga pendidikan Islam
sebenarnya bukan kerena telah terjadi pergeseran nilai atau ikatan
keagamaannya yang mulai memudar, melainkan karena sebagian besar lembaga
pendidikan Islam yang ada kurang menjanjikan masa depan dan kurang
responsif terhadap tuntutan dan permintaan saat ini maupun mendatang.
Padahal, paling tidak ada tiga hal yang menjadi pertimbangan masyarakat
dalam memilih lembaga pendidikan, yaitu nilai (agama), status sosial dan
cita-cita.
11. LATAR BELAKANG
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia,
muncul dan berkembang seiring masuk dan berkembangnya Islam di negeri
ini. Madrasah mengalami sejarah panjang pasang surut perkembangan
seirama perkembangan Bangsa Indonesia. Baik sejak masa kesultanan,
penjajahan hingga kemerdekaan. Perkembangan ini mengubah pendidikan dari
bentuk awal seperti pengajian di rumah, mushalla dan masjid menjadi
lembaga formal sekolah berbentuk madrasah yang dikenal saat ini.
Pada era kolonialis Belanda, perkembangan madrasah
dimulai dari semangat reformasi yang dilakukan masyarakat Muslim. Faktor
penting yang melatarbelakangi kemunculan madrasah adalah karena adanya
pandangan yang mengatakan bahwa sistem pendidikan Islam tradisional
dirasakan kurang bisa memenuhi kebutuhan pragmatis masyarakat. Dan
adanya kekhawatiran atas kecepatan perkembangan persekolahan Belanda
yang akan menimbulkan pemikiran sekuler di masyarakat. Untuk
menyeimbangkan perkembangan sekulerisme, para reformis kemudian
memasukkan pendidikan Islam dalam persekolahan melalui pembangunan
madrasah.
Pada era Orde Lama, pengaturan dua sistem pendidikan
ini kemudian diupayakan untuk dihapus. Paling tidak ada tiga usaha yang
dilakukan. Pertama, memasukkan pendidikan Islam ke dalam kurikulum
pendidikan umum di sekolah negeri maupun swasta melalui pelajaran agama.
Kedua, memasukkan ilmu pengetahuan umum ke dalam kurikulum pendidikan
di madrasah. Ketiga, mendirikan sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA)
untuk memproduksi guru agama bagi sekolah umum maupun madrasah.
Awal pemerintahan Orde Baru (1966), Indonesia
mengembangkan dua sistem pendidikan, yaitu pendidikan umum dan
keagamaan. Dualisme sistem pendidikan ini sebenarnya produk dari masa
kolonialis Belanda. Sistem pendidikan ini pula yang melahirkan dua dasar
politik utama, yaitu kekuatan Islam dan nasionalisme. Pada
perkembangannya, Pemerintah Indonesia berusaha menyatukannya dalam satu
ideologi Pancasila.
Awal pemerintahan Orde Baru, pendekatan legal formal
yang dijalankannya tidak memberikan dukungan pada madrasah. Tahun 1972
Presiden Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 34
Tahun 1972 dan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 15 Tahun 1974 yang
mengatur madrasah di bawah pengelolaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud)-sebelumnya, dikelola Menteri Agama.
Tanggapan yang muncul di kalangan muslim sangat beragam
dan cenderung keras. Kebijakan itu dinilai sebagai usaha sekulerisme
dan menghilangkan madrasah dari sistem pendidikan di Indonesia. Merespon
reaksi tersebut, pemerintah kemudian mengeluarkan keputusan bersama
antara Mendikbud, Menteri Agama (Menag), dan Menteri Dalam Negeri
(Mendagri). Isinya, mengembalikan status pengelolaan madrasah di bawah
Menteri Agama, tetapi harus memasukkan kurikulum umum yang sudah
ditentukan pemerintah.
111. PERMASALAHAN
Secara legal, madrasah sudah terintegrasi dalam sistem
pendidikan nasional sejak di-berlakukannya Undang-Undang (UU) Nomor 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Madrasah, juga pendidikan Islam lainnya, terus menghadapi
pilihan yang tidak mudah, yaitu antara kebutuhan keagamaan dan kebutuhan
duniawi. Di satu sisi, madrasah dituntut bisa berfungsi meningkatkan
pemahaman ilmu-ilmu agama dan kemampuan mengamalkan ajaran Islam.
Sementara di sisi lain lembaga ini dituntut berfungsi menumbuhkan
kemampuan peserta didik dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat
keduniawian.
Demikian pula dari materi pendidikannya, Semula hanya
belajar mengaji Alquran dan ibadah praktis, melalui sistem madrasah
materi pelajaran mengalami perluasan seperti tauhid, hadits, dan
balaghoh. Dalam perkembangannya kemudian, madrasah juga mengadopsi
pelajaran umum seperti di sekolah di bawah Dikbud. Dengan begitu, selain
terjadi integrasi ilmu agama dan umum, madrasah memberikan program
pendidikan yang setara dengan pendidikan yang diberikan Depdikbud.
Melalui proses panjang dan sering melibatkan ketegangan politik antara
eksponen yang berbeda pandangan, kecenderungan untuk menyintesiskan dua
kutub pendidikan ‘nasional’ dan pendidikan Islam tampaknya semakin
terbukti. Perkembangan ini tecermin dalam UU No 2/1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SPN).
Perubahan kurikulum madrasah itu lebih didasari
kebutuhan masyarakat pengguna jasa madrasah, karena tuntutan zaman.
Munculnya gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
telah memberi legitimasi teologis perubahan kurikulum madrasah. Dari
sini mulai berkembang gagasan integrasi ilmu agama dan iptek yang selama
ini dikelompokkan ke dalam ilmu umum atau ilmu sekuler. Muncul kemudian
berbagai model madrasah terpadu yang mengintegrasikan ilmu umum dan
ilmu agama ke dalam satuan kurikulum madrasah.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang dikelola
Depag sejak awal kehadiran departemen ini. Namun dengan disahkannya UU
No 22/1999 tentang Pemda dan UU No 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah, muncul dilema mengenai status
madrasah. Ketentuan UU No 22/1999 menyatakan, kewenangan daerah mencakup
kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan. Pertanyaannya apakah
madrasah termasuk dalam bidang pendidikan atau agama? .
Sebagai bagian dari system pendidikan di Indonesia,
perhatian pemerintah pada pendidikan di madrasah sangat diperlukan.
Apalagi, pendidikan madrasah menyumbang 20 persen dari total siswa yang
ada di sekolah. Di tingkat SLTP atau madrasah tsanawiyah jumlahnya
mencapai sekitar 35 persen dari total siswa. Jumlah ini tentu saja
sangat signifikan untuk mendukung penuntasan program wajib belajar 9
tahun.
Jika melihat Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, bisa dikatakan bahwa agama menjadi salah satu jiwa dan tujuan
pendidikan. Pendidikan, sebagaimana klausul pada Bab II adalah bertujuan
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi: Manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; Berakhlak mulia; Sehat;
Berilmu; Cakap; Kreatif; Mandiri; Menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Arah pengembangan madrasah adalah memperkuat dan memberi
makna terhadap pengakuan, madrasah adalah sekolah umum berciri khas
Islam. Guna memberikan ciri khas itu, tidak cukup hanya ciri formal
dalam kurikulum. Karena itu, ditetapkan tiga program utama yaitu iptek
bernuansa Islam; pelajaran agama bernuansa iptek; penciptaan suasana
keagamaan di madrasah.
Menghadapi abad ke 21, pembenahan madrasah harus
diawali dengan tekad untuk mewujudkannya sekolah unggulan yang mampu
memadukan kekuatan iptek. Salah satu ciri Umat Islam Indonesia adalah
menyiapkan anak didik yang dapat memadukan iptek dan imtak. Nilai plus
madrasah terletak pada pendidikan keimanan yang menekankan kepekaan hati
dan ketajaman akal. Dengan nilai plus ini diharapkan madrasah tampil
sebagai pioneer proyek reintegrasi ilmu Islam.
Dalam realitasnya, entah karena beban berat yang
disandangkan dalam kurikulum madrasah, secara makro, atau karena
kurangnya perhatian pemerintah (tidak sebagaimana pada pendidikan /
sekolah umum), terjadi kesenjangan prestasi antara madrasah dan sekolah
umum, hingga tak sedikit sejumlah pihak menyarankan agar pemerintah
mengembalikan madrasah ke bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas). Mereka menilai, di bawah naungan Depag, keberadaan madrasah
justru semakin termarginalkan, karena tanggung jawab Depag yang tidak
pendidikan ansich. Namun, Departemen Agama (Depag) menilai, pengembalian
ini justru akan mematikan sebagian besar madrasah, yang umumnya
berstatus swasta, dengan sejarah panjang yang menyertai tumbuh
kembangnya masyarakat.
IV.PEMBAHASAN
Pengakuan keberadaan madrasah yang demikian (sampai saat
ini), akan membuka peluang kebhinekaan lembaga pendidikan keagamaan,
namun dalam status diakui sebagai bagian dari sisdiknas. Dengan demikian
sebagian berpendapat, tidak diperlukan lagi aktivitas ujian ekstra,
ujian persamaan dan sejenisnya bagi madrasah yang bukan sekolah umum
untuk mengikuti kurikulum sekolah.
Mencuatnya pandangan dominan bahwa ketertinggalan
pendidikan di madrasah disebabkan oleh perlakuan diskriminasi
pemerintah, berdasarkan pemetaan, terpapar sbb : Perhatian pemerintah
terhadap madrasah sangat minim dibandingkan perhatian mereka pada
sekolah umum, misalnya dalam mengadakan sarana dan prasarana pendidikan
bagi madrasah. Akibatnya, madrasah beroperasi dengan sarana dan
prasarana yang serba terbatas dan kurang. Ironisnya, pemerintah lebih
banyak melakukan intervensi terhadap kekhasan pendidikan madrasah,
selain intervensi mereka terhadap kurikulum.
Dalam menetapkan anggaran pendidikan, Madrasah sebagai sebuah lembaga
pendidikan formal yang lebih menitikberatkan visi dan misi kepada model
pendidikan agama, selama ini, hanya dijadikan salah satu sektor saja,
karena dikategorikan sebagai lembaga keagamaan, unit cost madrasah jauh
di bawah sekolah umum, demikian juga halnya dalam hal subsidi dan
lain-lain. Apakah perlakuan ini merupakan bias dari pandangan dualistik
dalam pendidikan, yang sebenarnya merupakan warisan dari pemerintahan
kolonial Belanda? Bantuan dana pendidikan bagi siswa madrasah negeri
ternyata jauh lebih kecil dibandingkan siswa sekolah umum di semua
tingkatan. Bahkan guru honorer di lingkungan madrasah negeri pun dan
guru swasta sama sekali tidak mendapat bantuan dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.
Beberapa pendapat bahwa akibat dari perbedaan perlakuan
tersebut berimplikasi pada kredibilitas lembaga pendidikan agama itu
sendiri. Akibat dari kebijakan pemerintah yang lebih mengutamakan
pendidikan umum di tanah air ini, lembaga pendidikan madrasah menjadi
semakin marginal dan cenderung tidak berdaya. Padahal, kalau kita mau
jujur melihat, lembaga pendidikan yang disebut madrasah itu telah banyak
memberikan kontribusi nyata untuk meningkatkan kualitas bangsa ini
dalam sebuah paradigma pendidikan yang sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai moralitas beragama dan berbangsa.
Padahal, diakui atau tidak, Madrasah adalah lembaga
pendidikan yang menjalankan fungsi filterisasi terhadap pengaruh yang
dibawa oleh arus globalisasi. keberadaan madrasah adalah sebuah wujud
partisipasi masyarakat yang menyadari betapa pentingnya madrasah untuk
mempersiapkan peserta didik yang siap menantang tantangan perubahan
zaman yang berimplikasi pada perubahan sikap dan tingkah laku yang
semakin global.
Masalah krusial lain yang dihadapi madrasah, berkaitan dengan
kompetensi mengajar dari para guru yang masih kurang relevan. Demikian
pula dengan tingkat pendidikan para guru madrasah, masih harus
ditingkatkan. Apalagi UU Guru dan Dosen mewajibkan guru minimal
berpendidikan S-1 (Untungnya, saat ini Depag telah memberikan solusinya
dengan memberikan bea siswa)
Masalah lainnya adalah kesenjangan kesejahteraan guru
madrasah dan sekolah umum pun belum terselesaikan. Guru yang berada di
bawah Depag tidak mendapat bantuan seperti guru sekolah umum lain,
terutama guru madrasah swasta. Guru-guru madrasah negeri juga tidak
sedikit mengalami masalah karena banyak yang belum naik kepangkatannya,
meski sudah puluhan tahun mengabdi.
Terjadinya ketidakseimbangan dalam proses menjalankan
kebijakan di bidang pendidikan menyebabkan jurang kesenjangan dan
ketimpangan antara lembaga pendidikan umum dengan madrasah terus
terbuka. Bahkan, bentuk-bentuk kesenjangan masih terus terjadi hingga
hari ini. termasuk adanya anggapan madrasah hanya sebuah lembaga
pendidikan kelas dua alias tidak memiliki kesesuaian standar kualitas
mutu pendidikan.
Padahal, madrasah adalah institusi pendidikan yang
juga memberi pencerahan kepada anak bangsa melalui proses
penyelenggaraan pendidikan sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.
Karena sistem pendidikan madrasah merupakan subsistem dari sisdiknas,
seharusnya penjenjangan pendidikan madrasah sama dengan sistem
persekolahan nasional. Rentetan ini membuat keberadaan madrasah semakin
terjepit di tengah berbagai bentuk keprihatinan dan ketidakberdayaan dan
tuntutan yang selama ini menimpanya.
Sebenarnya, dalam konteks otonomisasi pendidikan,
pembelajaran yang berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan hendaknya
sudah menjadikan pemerintah pada posisi sebagai fasilitator dan bukan
pengendali. Sehingga, pemeran utama pembelajaran adalah guru sebagai
pengajar dan murid sebagai yang belajar. Murid atau peserta didik
hendaknya diberi hak untuk mendapatkan pengajaran yang sesuai dengan
pilihannya dan diperlakukan sesuai dengan potensi dan prestasinya
Dalam upaya menghadapi permasalahan itu, ada beberapa
alternatif yang mungkin dilakukan beserta segala konsekuensi antara lain
:
1. Pemikiran yang paling simple ditingkat kebijakan, namun bisa
bervariasi ditingkat implementasi, yakni menginginkan pendidikan
madrasah tetap di bawah Depag secara struktural. Namun, pengelolaan di
tingkat daerah diotonomikan sejalan diberlakukannya UU tersebut.
2. Kalau sentralisasi tetap sebagai pilihan maka Depag masih secara
langsung menyelenggarakan pembinaan madrasah seperti selama ini. Pilihan
ini mengandung makna, Depag memandang madrasah berada dalam kategori
sektor agama sebagaimana tertuang dalam UU NO. 22/1999. Sumber dana yang
diberikan untuk melakukan pembinaan dapat langsung dikelola Depag.
Kekuranganya: anggaran berasal dari sektor agama yang relatif kecil;
pemda merasa tidak bertanggung jawab terhadap madrasah; masyarakat
kurang terlibat dalam pendidikan; dan tentunya birokrasi berbelit-belit.
3. Melakukan lobi. tinggal bagaimana political will antara
pemerintah, DPR, Depdiknas dan Depag serta masyarakat. Pemda setempat
memberikan perhatian cukup besar, termasuk anggaran terhadap madrasah
dan pesantren. Hal ini secara kalkulasi politik tentu saja akan
menguntungkan pembangunan daerah.
4. Menyerahkan pembinaan madrasah ke Pemda tingkat II sehingga satu
atap dalam penyelenggaraan. Kelebihannya, antara lain pengakuan madrasah
sebagai bagian dari sisdiknas semakin kuat sehingga memperoleh
perlakuan sejajar dan tidak ada diskriminasi termasuk dalam masalah
anggaran. Kekurangannya; dikhawatirkan Depdiknas kurang memiliki SDM
yang mengerti spirit madrasah, sehingga ciri khas Islam berkurang bahkan
hilang. Apalagi bila masyarakat sudah cuci tangan dalam pengelolaan
sekolah.
Dari beberapa catatan kecil tersebut, perlu disampaikan beberapa
pokok pikiran yang harus segera direspons secara terbuka dan dicarikan
solusi konkret terhadap permasalahan yang mengemuka.
• Pertama, bagaimana semua pihak yang terkait dengan proses
penyelenggaraan pendidikan ini secara serius memperhatikan sarana
penunjang pendidikan yang dibutuhkan anak didik di madrasah. Di
antaranya, rasio kebutuhan buku paket/buku pegangan siswa, laboratorium,
dan sarana pendukung lainnya seperti perpustakaan yang selama ini
sangat minim dibanding lembaga pendidikan umum.
• Kedua, merancang pola rekrutmen guru dalam rangka menyediakan
tenaga guru yang memenuhi standardisasi, kualifikasi, dan kompetensi di
bidang pendidikan, serta berdedikasi tinggi.
• Ketiga, tampaknya perlu mulai dipikirkan subsidi silang,
’’swastanisasi” terhadap sekolah-sekolah negeri (umum) yang sudah mapan
dalam penyelenggaraan pendidikannya. Sehingga, berbagai bentuk subsidi
dapat dialokasikan secara seimbang kepada sekolah-sekolah yang masih
terpinggirkan, khususnya kepada madrasah yang selama ini lebih banyak
bergantung kepada swadaya masyarakat.
• Keempat, tidak ada lagi dikotomi antara lembaga pendidikan umum
dengan madrasah. Sebab, itu akan menimbulkan kekeliruan pemahaman di
kalangan masyarakat luas, yang pada akhirnya menghambat proses
penyelenggaraan pendidikan nasional yang sama-sama bertujuan
mencerdaskan anak bangsa.
• Dan kelima, memberi kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat
untuk memosisikan diri, peran, serta partisipasinya dalam
penyelenggaraan pendidikan secara utuh, sebagaimana pada awal-awal
keberadaan madrasah, apalagi bila mampu menyediakan orang tua asuh bagi
siswa yang kurang mampu.
Dengan mengurai berbagai permasalahan pendidikan keagamaan di
Indonesia, kita menjadi lebih cermat, peduli dan nampaknya, hal penting
lain perlu diingat pula sbb : Sebenarnya, pemerintahan mana pun tak
ingin terjadi adanya ketimpangan sosial dikarenakan kecemburuan
pengelola dan pemerhati madrasah di Indonesia. Karena itu, perlu dibuat
klausul dalam peraturan pemerintah tentang persentase dana anggaran
pendidikan agama. Jika madrasah tetap berada di bawah binaan Depag,
dalam hal ini Menteri Agama, pemerintah pusat perlu memikirkan sumber
tambahan anggaran untuk meningkatkan pembinaannya sehingga kesan
marjinalisasi madrasah bisa terhapuskan. Saat ini permasalahan yang
cukup mendasar pada Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan adalah potensi mutual
throwing, dikarenakan beda penerjemahan tentang otoritas kebijakan
pemerintah pusat dan daerah. Hal ini harus disikapi melalui peraturan
daerah sebagai penegasan atas pembagian tugas masing-masing pemegang
kebijakan. Kemudian juga desain sentralisasi pembinaan madrasah saat ini
apakah masih efektif untuk mencapai dan menjaga visi, misi, dan tujuan
pendidikan nasional? Jika dianggap masih bisa, maka Depag perlu
melakukan upaya optimalisasi koordinasi dengan Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah, di samping meningkatkan akuntabilitas lembaganya.
Apa pun kebijakan yang diambil dalam menentukan nasib
madrasah (termasuk pesantren) di era otda ini, setidaknya perlu
memperhatikan beberapa hal:
1. Tidak merugikan ciri khas Agama Islam baik jangka pendek maupun
panjang. Misalnya, adanya perubahan sosial politik, pergantian decision
maker, dsb.
2. Tidak ada lagi diskriminasi perlakuan antara madrasah dan sekolah
umum. Termasuk misalnya diskriminasi dalam anggaran. Pengaturan dana
antara pendidikan di bawah Depdiknas dan Depag hanya masalah teknis
prosedural yang diharapkan bisa diatur. Misalnya, melalui Panitia Kerja
Anggaran Bersama untuk menentukan kebijakan yang adil dan proporsional
antara anggaran pendidikan di bawah Depdiknas dan Depag.
3. Perlunya perhatian pemerintah daerah yang cukup, meskipun selama
ini madrasah berada langsung di bawah pusat. Sebab bagaimanapun,
persoalan pendidikan adalah persoalan universal, dan merupakan investasi
jangka panjang .
V. ASPEK YANG PERLU DIKEMBANGKAN DI LEMBAGA
PENDIDIKAN ISLAM (MADRASAH)
Ada beberapa aspek yang perlu dikembangkan dalam lingkup lembaga
pendidikan Islam pada umumnya, dan Madrasah pada khususnya untuk
menumbuhkan kualitas SDM yang berwawasan global paling tidak harus
asanya pengelolaan yang baik aspek-aspek dibawah ini, yaitu:
1. Aspek pendidikan (pedagogis). Sebagai lembaga yang bergerak dalam
dunia pendidikan, lembaga pendidikan Islam berperan penting dalam
peningkatan SDM yang berkualitas dan melahirkan kader-kader pemimpin
bangsa dan agama yang memiliki wawasan keislaman dan nasionalisme yang
tinggi serta mempunyai pandangan yang luas tentang dunia luar. Hal ini
didasarkan pada pandangan bahwa reformasi dan pembaharuan dalam Islam
haurus dimulai dari pendidikan.
2. Aspek Moral-Spiritual. Pendidikan Islam bertujuan membina peserta
didik menjadi seseorang yang mencapai derajat ulul albab yakni
intelektual muslim yang tangguh, yang tidak hanya memiliki ketajaman
analisis obyektif, tetapi juga subyektif. Lembaga pendidikan Islam
berupaya memberikan penguatan dan dasar pemahaman keagaamaan secara
baik. Mengajarkan nilai-nilai kejujuran, kerendahan hati, kesederhanaan
dan nilai-nilai keluruhan kemanusiaan. Nilai keluhuran itulah yang
mengantarkan peserta didik mendapat penilaian yang baik di sisi
masyarakat dan di mata Tuhan-Nya.
3. Aspek sosio-kultural. Tidak dapat dipungkiri lembaga pendidikan Islam
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap corak karekter masyarakat.
Merespons persoalan-persoalan masyarakat seperti memelihara tali
persaudaraan, menciptakan kehidupan yang sehat dan sebagainya. Lembaga
pendidikan dalam aspek ini memberikan penanaman akan pentingnya
makna-makna etis dalam dialog keagamaan, khususnya istitusi pendidikan
Islam.
4. Aspek Sistem pendidikan. Sistem pendidikan di lembaga pendidikan
Islam yang tumbuh dan berkembang dapat berbentuk isolatif tradisional,
serta bercorak sintesis dengan berbagai variasi pola pendidikannya.
5. Aspek Sarana dan prasarana. Pengadaan sarana yang sentralistik
menjadikan perlakuan yang sama, pukul rata, semua mendapatkan yang sama,
tanpa memperhitungkan kesiapan lembaga pendidikan Islam khususnya
Madrasah yang menjadi obyek bantuan. Seringkali pemberian bantuan sarana
mengindahkan ketersediaan pengelola, keberlangsungan sarana tersebut,
biaya maintenance-nya, kesesuaian dengan kebutuhan (needs assesment),
sebab kondisi Madrasah di satu lokasi dengan yang lainnya sangat
berbeda, dengan kata lain, belum tentu sarana yang diberikan dibutuhkan,
tetapi di tempat lain sangat dibutuhkan. Di sisi lain, lokal yang dapat
digunakan untuk mendukung pemanfaatan yang optimal dari sarana tersebut
Madrasah kita masih belum mampu menyediakan secara khusus, karena
konsekwensinya adalah sumberdana masyarakat.
VI. PERLUNYA MADRASAH MENINGKATKAN SUMBERDAYA INSANI.
Kita ketahui bersama bahwa Pendidikan Islam merupakan upaya sadar,
terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk
manusia yang berkualitas antara lain :
1. Berkepribadian Islam. Ini sebetulnya merupakan konsekuensi keimanan
seorang Muslim. Intinya, seorang Muslim harus memiliki dua aspek yang
fundamental, yaitu pola pikir (’aqliyyah) dan pola jiwa (nafsiyyah) yang
berpijak pada akidah Islam . ada tiga langkah yang harus ditempuh,
sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw., yaitu:
a. Menanamkan akidah Islam kepada seseorang dengan cara yang sesuai
dengan kategori akidah tersebut, yaitu sebagai ‘aqîdah ‘aqliyyah; akidah
yang muncul dari proses pemikiran yang mendalam.
b. Menanamkan sikap konsisten dan istiqâmah pada orang yang sudah
memiliki akidah Islam agar cara berpikir dan berprilakunya tetap berada
di atas pondasi akidah yang diyakininya.
c. Mengembangkan kepribadian Islam yang sudah terbentuk pada seseorang
dengan senantiasa mengajaknya untuk bersungguh-sungguh mengisi
pemikirannya dengan tsaqâfah islâmiyyah dan mengamalkan ketaatan kepada
Allah SWT.
2. Menguasai tsaqâfah Islam. Islam telah mewajibkan setiap Muslim untuk
menuntut ilmu. Berdasarkan takaran kewajibannya, menurut al-Ghazali,
ilmu dibagi dalam dua kategori, yaitu:
a. Ilmu yang termasuk fardhu ‘ain (kewajiban individual), artinya wajib
dipelajari setiap Muslim, yaitu tsaqâfah Islam yang terdiri dari
konsepsi, ide, dan hukum-hukum Islam; bahasa Arab; sirah Nabi saw.,
Ulumul Quran, Tahfizh al-Quran, ulumul hadis, ushul fikih, dll.
b. Ilmu yang dikategorikan fadhu kifayah (kewajiban kolektif); biasanya
ilmu-ilmu yang mencakup sains dan teknologi serta ilmu
terapan-keterampilan, seperti biologi, fisika, kedokteran, pertanian,
teknik, dll.
3. Menguasai ilmu kehidupan (IPTEK). Menguasai IPTEK diperlukan
agar umat Islam mampu mencapai kemajuan material sehingga dapat
menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dengan baik.
Islam menetapkan penguasaan sains sebagai fardlu kifayah, yaitu jika
ilmu-ilmu tersebut sangat diperlukan umat, seperti kedokteran, kimi,
fisika, industri penerbangan, biologi, teknik, dll.
4. Memiliki keterampilan yang memadai. Penguasaan ilmu-ilmu teknik
dan praktis serta latihan-latihan keterampilan dan keahlian merupakan
salah satu tujuan pendidikan Islam, yang harus dimiliki umat Islam dalam
rangka melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah SWT. Sebagaimana
penguasaan IPTEK, Islam juga menjadikan penguasaan keterampilan sebagai
fardlu kifayah, yaitu jika keterampilan tersebut sangat dibutuhkan umat,
seperti rekayasa industri, penerbangan, pertukangan, dan lainnya.
VII. SEBAGIAN POKOK PIKIRAN DALAM BANYAKNYA PERMASALAHAN
Beberapa pokok pikiran yang harus segera direspons
secara terbuka dan dicarikan solusi konkret terhadap permasalahan yang
mengemuka.
1. Bagaimana semua pihak yang terkait dengan proses penyelenggaraan
pendidikan ini secara serius memperhatikan sarana penunjang pendidikan
yang dibutuhkan anak didik di madrasah. Di antaranya, rasio kebutuhan
buku paket/buku pegangan siswa, laboratorium, dan sarana pendukung
lainnya seperti perpustakaan yang selama ini sangat minim dibanding
lembaga pendidikan umum.
2. Merancang pola rekrutmen guru dalam rangka menyediakan tenaga guru
yang memenuhi standardisasi, kualifikasi, dan kompetensi di bidang
pendidikan, serta berdedikasi tinggi sehingga dapat meningkatkan
Kualitas sumberdaya Insani.
3. Tampaknya perlu mulai dipikirkan subsidi silang, ’’swastanisasi”
terhadap sekolah-sekolah negeri (umum) yang sudah mapan dalam
penyelenggaraan pendidikannya. Sehingga, berbagai bentuk subsidi dapat
dialokasikan secara seimbang kepada sekolah-sekolah yang masih
terpinggirkan, khususnya kepada madrasah yang selama ini lebih banyak
bergantung kepada swadaya masyarakat.
4. Tidak ada lagi dikotomi antara lembaga pendidikan umum dengan
madrasah. Sebab, itu akan menimbulkan kekeliruan pemahaman di kalangan
masyarakat luas, yang pada akhirnya menghambat proses penyelenggaraan
pendidikan nasional yang sama-sama bertujuan mencerdaskan anak bangsa.
5. Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
memosisikan diri, peran, serta partisipasinya dalam penyelenggaraan
pendidikan secara utuh, sebagaimana pada awal-awal keberadaan madrasah,
apalagi bila mampu menyediakan orang tua asuh bagi siswa yang kurang
mampu
VIII.PENUTUP
Eksistensi madrasah, mulai tingkat Madrasah Ibtidaiyah
(MI), Tsanawiyah (MTs), hingga Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), sebagai elemen penting dalam sistem pendidikan nasional
(sisdiknas) sulit terbantahkan.
Peran signifikan madrasah itu di samping terkait langsung dengan
usaha suksesnya kebijakan wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan
pemerintah, pada saat bersamaan juga merupakan titik awal bagi usaha
sistematis untuk mewujudkan cita kualitas insani anak bangsa yang
beriman, berilmu, dan bertaqwa. Satu hal yang tidak boleh dilupakan,
sesungguhnya keberadaan madrasah merupakan reaksi terhadap parsialisme
kebijakan sistem pendidikan yang lebih mengunggulkan aspek rasional
ketimbang spritual dan budi pekerti.
Sehingga, ke depan, madrasah dapat menjadi lembaga
pendidikan ”alternatif” yang mampu mengedepankan mutu dan memiliki daya
saing dalam mewujudkan integritas dan kualitas insani bangsa ini.
Tentunya, tanpa harus menghilangkan ciri khas madrasah sebagai lembaga
pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai Islami yang berfungsi sebagai
filter.
Peluang menjadi lembaga pendidikan yang bermutu dan
memiliki daya saing yang tinggi sesungguhnya sangat terbuka dengan
adanya penegasan madrasah adalah lembaga pendidikan umum yang bercirikan
agama Islam. Konsekuensi logisnya, madrasah menanggung ”dua beban”
pendidikan sekaligus. Tidak hanya mentransfer aspek-aspek kauniyah,
tetapi juga memiliki kredibilitas yang mumpuni dalam mentransfer
aspek-aspek diniyah dalam proses penyelenggaraan pendidikannya.
Dan, kualitas pendidikan di madrasah (sudah banyak
contoh baik negeri maupun swasta ) terbukti dengan kerja kerasnya mampu
memperkuat daya saing dan mutu pendidikan madrasah di kancah pendidikan
nasional. Hal itu sejalan penegasan pasal 17 ayat (2) dan pasal 18 ayat
(3) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Penegasan UU Sisdiknas
tersebut seharusnya menjadi cermin bening bagi pemerintah, masyarakat,
praktisi, pelaku, atau stakeholders pendidikan, agar tidak lagi
memandang sebelah mata kepada madrasah.
Dalam salah satu rapat kerja Komisi VIII dengan
pemerintah yang diwakili Menteri Agama (Menag) dan Menteri Pendidikan
Nasional (Mendiknas), Senin (19/2/2007), mencuat pandangan dominan bahwa
ketertinggalan pendidikan di madrasah disebabkan oleh perlakuan
diskriminasi pemerintah. Untuk menjawab itu, dalam dua butir kesimpulan
rapat, pada akhirnya DPR sepakat membentuk panitia kerja dengan agenda
menghapus berbagai bentuk perbedaan perlakuan dalam bidang pendidikan.
IX. KHOTIMAH
Demikianlah makalah yang dapat saya sampaikan, atas segala kekurangan
dan kekhilafan mohon maaf dan dimaklumi, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.amin
Wallahu a’lam bis-showab
Wassalam. Wr.Wb.
Senin, 25 Juni 2018
Kamis, 17 Mei 2018
SATU HARI SATU MALAM DI QATAR ( M IHSAN DACHOLFANY)
SATU
HARI SATU MALAM DI QATAR
Perjalanan menuju ke
negeri Qatar merupakan suatu kesyukuran (tahadus
bini’mah) dan menyenangkan menurut
saudara M. Ihsan Dacholfany, karena negara tersebut tersebut memiliki keindahan
yang menakjubkan dan perbedaan dibandingkan
negara lain., ini terlihat dari turunnya kita dari pesawat menuju ke bandara
Qatar , yang kebetulan berangkat dari Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Perjalanan ke Qatar
sebetulnya hanya transit selama 15 jam , dari malam sampai sore, sebelum menghadiri undangan sebagai Key Note
Speaker pada acara Konferensi Internasional
dari Pemerintah Pakistan melalui Pendidikan Tinggi Pakistan,
sedangkan yang dimanah sebagai Panitia
Penyelenggara Konferensi nternasional
adalah Islamia University Bahawalpur Pakistan.
Dengan melalui group WA
IKPM Indonesia, meannyakan siapakah alumni Pesantren Gontor yang ada di Qatar,
alhamdulillah saya diberitahu ada alumni oelh ustadz ...bahawa da alumni yaitu Ustadz Dedi Mulyanto, Ustadz Muhammad Ulul
Azmi dan ustadz Fikri alumni Mesir yang kerja di Kedutaan Qatar.
Sesampainya saya di
Qatar, pada waktu malam sholat subuh , pesawat mendarat di Bandara memasuki kota Doha. Besarnya cukup besar dan bersih, terutama pantainya. Kota ini
terletak di bibir teluk Arab dan berupa sebuah Tanjung, maksudnya daratan yang menjorok ke laut. Berpenduduk
lebih 800 ribuan orang, sebagian
fasilitas kota dibangun di pinggir pantai, mirip water front city. Doha adalah
kota modern. Ini disebabkan limpahan gas
bumi dan minyak yang membuat negara ini masuk dalam 10 negara terkaya di dunia.
Penduduk asli Qatar hanya 200 ribu orang, sisanya adalah pendatang. Kita boleh bangga, jika di negara Arab lainnya TKI
kita banyak yang menjadi pembantu, di sini TKI kita lebih well job. Mereka
bekerja di sektor Migas, sebagian lain di perhotelan atau jasa. Di sektor jasa
tetap lebih banyak orang Pilipino, ebab faktor penguasaan bahasa Inggris yang lebih
baik.
Doha memang
tengah berbenah, perkembangannya tidak sebanding dengan Dubai yang menjadi kota
internasional.
Setelah Sholat subuh
saya, saya kelililing bnadara, dan akhirnya menunggu ruang tunggu, beberapa menit kemudian,
ustadz Dedi Mulyanto dan Ustadz ulul Azmi menjemput saya, setelah pihak petugas
bandara untuk izin keluar kelililing Qatar, saya diizinkan karena waktu transit
ada 15 jam sebelum berangkat ke Qatar.
Qatar berada di Teluk Arab dimana
sebelah selatan berbatasan langsung dengan Arab Saudi. Sedangkan batas lainnya
langsung menghadap ke Teluk Arab. Bila diukur, Qatar memiliki panjang sekitar
240 Km dari utara ke Selatan, sedangkan lebarnya tidak lebih dari 160 Km.
Negara ini tidak terlalu besar , namun cukup luas untuk jumlah penduduknya yang
hanya 1. 600.000 penduduk ( sensus tahun 2010 ) . Qatar sendiri mengandalkan
minyak mentah untuk menghidupi ekonominya. Kebanyakan penduduk Qatar adalah
pendatang, dimana penduduk aslinya tidak lebih dari setengah dari seluruh
penduduk Qatar.
Qatar, salah satu
negara kaya di dunia yang mayoritas penduduknya adalah muslim., walaupun
negara kecil, namun sangat makmur.
Dengan memiliki gas alam yang menjadi
kekayaan utama bahkan Qatar bisa menadingi Negara Arab Saudi dalam hal pendapat perkapitanya. Qatar
yang dengan Ibukota Doha sudah sangat maju sekali terlihat dengan bangunan dengan model arsitektur yang
sangat indah sekali, untuk wisata, ia
memiliki Banana Island yang mirip dengan Maldives hanya
berjarak 5 menit berkendara dari pusat kota dengan suasana pantai yang indah.
Hal yang indah lainnya adalah Pulau nya yang
disebut dengan Palm Tree Island ini dibangun oleh Pemerintah Qatar dan termasuk
salah satu bangunan fenomenal dan unik,
mempunyai bentuk yang berbeda dengan
berbentuk pohon palm sebagai tanaman khas timur tengah yang dikerjakan
oleh sebuah perusahaan kelas dunia bernama Nakheel Properties. Palm Tree Island
adalah semenanjung yang dibuat dari bahan pasir. Pasir tersebut berasal dari
dasar Teluk Persia. Pengambilan dengan dikeruk oleh Perusahaan Belgia dan
Belanda. Pada bagian sisi luar pulau buatan ada yang bentuknya bulan sabit dan
fungsinya sebagai pemecah ombak/gelombang yang dikenal juga dengan sebutan Palm
Jumairah dan dibuat menggunakan 7 ton batu. Pembangunan selanjuntnya dilakukan
kembali pada 2002 dan berhasil terbentuk semenanjung dengan panjang 4 km yang
dinamai dengan Palm Jebel Ali.
Dari sana pun kita dapat
melihat banyaknya vila dan apartemen mewah, pusat perkantoran dan
bisnis, jadi pulau ini pun selanjutnya bisa menghasilkan uang untuk Negara
Qatar. Akan tetapi teknologi yang dipergunakan untuk membuat pulau tersebut,
tak menjamin keamanan pulau.

Masyarakat
Qatar sangatlah welcome terhadap turis, mereka berbicara bahasa Arab namun
mereka memiliki kemampuan bahasa inggris yang sangat baik. Qatar merupakan
negara muslim dimana hukumnya menganut hukum islam, namun hukum islam tersebut
berlaku untuk penduduk Qatar , sedangkan untuk pendatang, anda akan diberitahu
apa yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan disana.
Kebudayaan Qatar cukup maju, masyarakatnya menyukai kerajinan dan membuat kerajinana dari tanduk binatang, mereka memiliki keahlian kaligrafi ( mengukir kalimat ). Biasanya tanduk binatang yang digunakan berasal dari binatang mati, atau mereka biasanya membuat border kaligrafi di atas permadani untuk dijadikan hiasan dinding.
Bangunan di Qatar memiliki arsitektur yang sangat indah dan rapih. Mereka membangun kotanya dengan sangat baik. Banyak masjid besar dan indah yang bisa anda datangi untuk masuk atau ikut shalat disana
Kebudayaan Qatar cukup maju, masyarakatnya menyukai kerajinan dan membuat kerajinana dari tanduk binatang, mereka memiliki keahlian kaligrafi ( mengukir kalimat ). Biasanya tanduk binatang yang digunakan berasal dari binatang mati, atau mereka biasanya membuat border kaligrafi di atas permadani untuk dijadikan hiasan dinding.
Bangunan di Qatar memiliki arsitektur yang sangat indah dan rapih. Mereka membangun kotanya dengan sangat baik. Banyak masjid besar dan indah yang bisa anda datangi untuk masuk atau ikut shalat disana
Kami berkunjung ke Fanar Syeik... Pusat
Kebudayaan Islam Abdulla Bin Zaid Al Mahmoud (umumnya dikenal hanya sebagai Bin
Zaid, juga dikenal sebelumnya sebagai Fanar atau Qatar Islamic Culture Centre
dan Spiral Mosque) [1] adalah sebuah organisasi budaya di Doha, ibukota Qatar.
Terletak dekat dengan Corniche Doha dan merupakan landmark yang menonjol di
kota.
usat
Kebudayaan Fanar terlibat dalam beberapa kegiatan sosial, agama dan pendidikan.
Selain menjadi tuan rumah salah satu masjid terbesar di Qatar, pusat ini juga
menerbitkan pelajaran agama dan memberikan pelajaran dalam bahasa Arab dan
Islam. Pusat ini juga memiliki perpustakaan. [2] Masjid adalah objek wisata
yang populer dan memungkinkan masuk untuk non-Muslim. [3]
Banyak tokoh Muslim telah tampil di
pusat, seperti Yusuf Estes, Bilal Philips, dan Mouad Gouzrou, Belajar tentang
Islam/
Lingkup pekerjaan proyek terdiri
dari pusat budaya Islam 9 lantai yang terletak di Doha Corniche, Doha, Qatar.
Sheikh Abdulla Bin Zaid Al Mahmoud Pusat Kebudayaan Islam (umumnya dikenal
hanya sebagai Bin Zaid, juga dikenal sebelumnya sebagai Fanar atau Qatar
Islamic Culture Centre dan Spiral Mosque) adalah sebuah organisasi budaya di
Doha. Tangga spiral yang mengarah ke menara setinggi 80 meter adalah fitur yang
membedakan kompleks dan memberikannya keunikan yang unik. Pusat Kebudayaan
Fanar terlibat dalam beberapa kegiatan sosial, agama dan pendidikan. Selain
menjadi tuan rumah salah satu masjid terbesar di Qatar, pusat ini juga
menerbitkan pelajaran agama dan memberikan pelajaran dalam bahasa Arab dan
Islam. Pusat ini juga memiliki perpustakaan.
Pusat Kebudayaan Islam Al-Fanar
adalah salah satu landmark arsitektur yang paling dikenal di Doha. Dalam
bangunan berbentuk kue pengantin ini, pengunjung non-Muslim ditawarkan
diperpanjang serta kursus-kursus tabrakan tentang iman Islam. Ini menawarkan berbagai
kegiatan pendidikan, namun tak terlupakan, seperti pameran, tur ke pusat
budaya, kunjungan ke masjid, kursus bahasa Arab dan kesempatan unik untuk
menghadiri khotbah (khotbah Jumat) dalam bahasa Inggris.
Fitur pusat yang paling dibedakan
adalah masjidnya yang memiliki desain menara unik. Sebelum tahun 2009, masjid
Fanar adalah yang terbesar di negara ini. Sejak itu telah diambil dalam
kategori ini oleh Masjid Imam Muhammad bin Abd al-Wahhab, namun tetap menjadi
masjid tertinggi di Qatar. [1]
Masjid ini dinamai berdasarkan
Sarjana Islam Qatar yang terkenal dan Pendiri Sistem Peradilan Qatar Sheikh
Abdulla bin Zaid Al-Mahmoud. Nama itu diberikan oleh Emir Qatar untuk
mengumpulkan kenangan atas prestasinya selama masa jabatannya sebagai hakim
tertinggi Qat
Qatar merupakan negara maju dan termasuk golongan negara makmur dan kaya.
Akan tetapi hal tersebut tidak lantas membuat Qatar tak lagi membutuhkan Souq
Waqif. Lokasinya tepat berada di Doha. Apabila diartikan atau dimaknai, Souq
Waqif mempunyai arti pasar berdiri atau pedagang kaki lima dalam istilah
Indonesia.Salah satu daya tarik wisatawan adalah dari Souq Waqif yang ada di Doha ini adalah harga barang-barang yang terjangkau dan juga banyak jenis barang yang ditemukan dan mungkin kita cari.
Walaupun di sekitar lokasi ini banyak berdiri bangunan dan hotel-hotel mewah, tapi Souq Waqif tetap dipertahankan dan malah menjadi salah satu destinasi wisata menarik dan populer di Kota Doha. Kini Souq Waqif ditata supaya lebih rapi dan kerap dijadikan tempat lokakarya, galeri seni, sampai dengan konser musik. Apabila anda ingin berkunjung ke lokasi yang satu ini, dari pusat Kota Doha sangat mudah menjangkaunya. Restoran sekitar tempat ini banyak yang menyajikan sisha dan beragam menu lezat, ada pula café yang menyediakan es krim.
Saya dan kawan – kawan keliling Souq Waqif dengan banyaknya toko yang menjual soevenir , bendera, stiker
dan pakaian yang menandakan Qatar menjadi tuan piala dunia 2022, menurut rencana
Qatar world cup plans , Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia
2022. Gianni Infantino, bos FIFA memberikan kepercayaan pada negara Timur
Tengah ini untuk menggelar acara besar empat tahunan tersebut, menurut
informasi Menteri Keunganan
Qatar, Ali Shareef Al-Emadi telah mempersiapkan hal tersebut dan menyediakan dana lebih dari 6 Triliun Rupiah
dengan membuat stadiun mewah dengan
model bongkar pasang serta infrastukur
lainnya misalnya sampai rumah sakit jalan tol, lapangan olahraga dan
lain sebagainya.
Beberapa tahun ini, Negara Qatar telah menjadi bahan diskusi dan
perbincangan baik warga negara tersebut maupun negara lain, masalah ini dengan
adanyanya hubungan dengan urusan diplomatik negara ini dengan tetangganya,
seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan sekutunya yang saat ini sudah terputus. Retaknya hubungan yang dulunya
baik ini ternyata berpengaruh pada banyak hal, khusunya kehidupan yang ada di
negara kecil namun makmur tersebut di antaranya dengan retaknya hubungan diplomatis antara Qatar dan
negara sekitarnya terjadi efek negatif bagi semuanya, seperti Qatar Airways bahkan menghapus
penerbangan ke Arab Saudi, bahkan Negara yang dipimpin oleh Raja Salman itu
melarang pesawat dari Qatar untuk
melintas di wilayah udaranya sehingga menjadi kerugian tersendiri bagi Qatar.
Kalaulah kita bangsa Indonesia,
t5entunya teringat akan Thoriq bin Edi Rahmad (tiga dari kiri), anak Indonesia
yang jadi juara pertama Mussabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Sheikh Jasim bin
Muhammad bin Thani Competition di Qatar. Foto/KBRI Doha, Seorang anak asal
Indonesia meraih juara pertama dalam Mussabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Sheikh
Jasim bin Muhammad bin Thani Competition kategori tahfizh 30 juzz Alquran yang
digelar di Qatar. Putra Indonesia bernama Thoriq bin Edi Rahmad berhak atas
hadiah uang sebesar QAR 100.000 (Rp374 juta).
Kompetisi itu digelar di salah satu hotel paling prestisius di Qatar, Hotel Sheraton Doha. Duta Besar Indonesia untuk Qatar Muhammad Basri Sidehabi menyampaikan kebanggaannya atas prestasi Thoriq.
Kemenangan anak itu berperan penting dalam diplomasi sosial budaya yang mengharumkan nama Indonesia di Qatar. Toriq Rahman adalah putra Edi Rahmad yang merupakan Ketua Indonesia Diaspora Network (IDN) di Kuwait.
Thoriq yang juga penerima program beasiswa pendidikan di Qatar menyisihkan 600 pesaing lainnya dari berbagai negara. Juara kedua hingga kelima dalam kompetisi
Kompetisi itu digelar di salah satu hotel paling prestisius di Qatar, Hotel Sheraton Doha. Duta Besar Indonesia untuk Qatar Muhammad Basri Sidehabi menyampaikan kebanggaannya atas prestasi Thoriq.
Kemenangan anak itu berperan penting dalam diplomasi sosial budaya yang mengharumkan nama Indonesia di Qatar. Toriq Rahman adalah putra Edi Rahmad yang merupakan Ketua Indonesia Diaspora Network (IDN) di Kuwait.
Thoriq yang juga penerima program beasiswa pendidikan di Qatar menyisihkan 600 pesaing lainnya dari berbagai negara. Juara kedua hingga kelima dalam kompetisi

Padahal di balik itu semua, negara Qatar
yang berada di pinggir Teluk Persia ini memiliki banyak hal indah dan menyenagkan.
Kami juga sempat datang ke Museum Seni Islam. Museum yang satu ini memiliki
nilai historis tinggi. Qatar ternyata tidak hanya menawakan wisata berupa
bangunan mewah dan megah, negara dengan mayoritas penduduk muslim ini punya
museum dengan arsitektur gaya Islam kuno dengan desain cukup unik dan menarik.
Satu-satunya museum yang ada di Teluk Persia ini selanjutnya akan dilengkapi
juga dengan fasilitas restoran. Tak hanya berisi beragam koleksi seni islam
saja, akan tetapi Museum Seni Islam juga menyediakan fasilitas yang lain berupa
perpustakaan serta ruang untuk penelitian. Luas bangunan museum mencapai 45.000
meter pesegi dan merupakan Museum Seni Islam dengan koleksi artefak islam yang
paling lengkap dan banyak di dunia yang dikumpulkan sejak akhir 1980-an.
Koleksinya antara lain adalah manuskrip, liontin, keramik, giok, sampai dengan
tekstil. Perlu diketahui bahwa koleksi yang ada di Museum Seni Islam ini
berasal dari beberapa negara, diantaranya adalah India, Asia Tengah, Mesir, Spanyol,
Irak, Iran, dan Turki. Arsitek yang merancang sekaligus mendesain museum ini
bernama Im Pei. Struktur museum terinspirasi oleh Masjid Alhambra (Spanyol) dan
Ibnu Tulun (Mesir). Pembangunan museum selesai pada 2006 dan diresmikan pada 22
November 2008. Museum yang pernah dikujungi Pangeran Charles ini dibuka untuk
umum pada 1 Desember tahun yang sama.Waktu di jemput noleh kawan di bandara, mereka menggunakan taxi, Di Qatar anda bisa menggunakan taksi murah , karena disana harga bahan bakar rendah jadi bagi anda yang malas jalan kemana-mana, anda bisa menggunakan taksi. Selain itu , anda juga bisa menyewa mobil. Tahukah , bahwa harga mobil di Qatar sangat lah murha , Camry yang di Indonesia berharga Rp. 360.000.000, disana harganya sekitar 1/3 kali nya. Jadi untuk sarana transportasi , anda tidak usah khawatir.
Kami Sholat Zuhur di Masjid Katara , masjid yang satu ini berlokasi di Doha. Bukan merupakan masjid agung dengan ukuran tak terlalu besar. Keunikan yang dimiliki Katara Mosque terletak pada ubin bermotif dan desainnya. Ubin didatangkan dari kawasan sekitar Teluk Persia dan juga Iran.
Ubin yang menghiasi
Katara Mosque didominasi oleh ubin shi’it yang populer di kawasan timur tengah.
Warna masjid pun cukup unik, begitu kontras dan sebagai perlambang kebesaran
Negara Persia, Arab, serta tradisi yang ada di Afrika.
Sebelum ke Qatar, saya sudah menukar
uang di money changer, sebagai persiapamn membeli oleh-oleh atau soevenir
Qatar, Mata uang Qatar adalah Qatar Real ( QR) dimana 1 QR adalah 100 Dirham.
Pecahan mata uang yang berlaku adalah 1, 5 , 10, 50, 100 dan , 500 dirham. $1
sama dengan 3,5 QR. Penukaran terbaik adalah di Bank, di beberapa hotel
terdapat money changer namun ratenya biasanya lebih rendah dari Bank.
Setelah Sholat Zuhur,
di jempau kawan yang kerja di Kedutaan Qatar dengan mobil pribadibnya, Lalu saya di bawa jalan –jalan keliling Qatar
dengan pemandangan bangunan lama yang dikenal dengan ,...dan bangunan baru yang
disebut dengan ...dipisahkan oleh...
Akhirnya saya diajak ke
Markaz Sheikh ‘Abdullah Bin Zaid Zaid
Al- Mahmoud Islamic Cultural Cennter yang di dalam nya ada Qatar Islamic
Cultural Center yang di dalam ada kegiatan dari berbagai agama di dalamnya , kebetulan untuk agama Islam
diberi kesempatan menggunakan fasiltas Dakwah, Pendidikan dan lainnya pada hari
sabtu.
Inilah salah satu destinasi wisata menarik yang ada di Negara Qatar. Dirancang oleh arsitek berpengalaman dari Qatar, museum yang satu ini dahulu merupakan Istana Sheikh Abdullah Al-Thani. Gedung ini begitu menakjubkan sehingga tampak lebih daripada museum atau istana. Beberapa pameran yang diselenggarakan di tempat ini antara lain adalah pameran perhiasan, pameran alam, dan sebagainya.
Ketika anda mengunjungi Qatar National Museum ini, anda akan menemukan 220 baris kursi di auditoriumnya, 2 buah restoran dan kafe, ruang untuk menyelenggarakan pameran kuliner, taman dengan berbagai macam tanaman, hingga berbagai macam laboratorium sebagai tempat penyelenggaraan berbagai penelitian. Selain memanjakan mata anda dengan desainnya yang futuristik, anda juga dapat belajar mengenai para tetua Qatar, melihat benda-benda peninggalan sejarah masyarakat di Qatar zaman dahulu, hingga mempelajari perkembangan masyarakat hingga menjadi modern seperti saat ini
Qatar dikenal dengan
negara Islam, yang siap melindungi tokoh Islam yang ingin pindah kewarnegaraan
seperti Yusuf Qardhawi,
Pada waktu sholat
Zuhur, kami sholat di masjid....lalu kami pergi Musium Qatra dan ke
Kampaus Qatar University, untuk warga
negara non Qatar diberi kesempatan kuliah dengan program beasiswa atau
pertukaran mahasiswa dan dosen dengan syarat telah melakukan MoU terlebih
dahulu antar kampus.
Biaya hidup di Qatar
cukup mahal, jika ingin kuliah dengan biaya sendiri, namun
sebaliknya bagi warga negara asing yang kuliah dengan program beasiswa, tentu sangat nyaman dan bersyukur begitu juga
bagi yang bekerja atau menjadi guru /
dosen mendapatkan honor , sungguh sangat besar, yang terpenting adalah memiliki
skill yang sesuai dengan bidang yang diperlukan di sana.
Kami
sempat mampir ke Qatar University. Kampus ini memberikan Beasiswa
khusus S-1, Banyak yang tidak mengetahui, namun bukan bermakna beasiswa yang diberikan oleh pihak Qatar
University ini tidak ada peminatnya. Peluang untuk mendapatkan beasiswa ini
terbuka luas. Hebatnya, beasiswa ini diberikan kepada para pelajar Indonesia
setiap tahunnya. Kesempatan diterima pada beasiswa ini sangat besar, sebab Qatar
university memberika 400 beasiswa setiap tahunnya.
Adapun Jenis Beasiswa : Beasiswa Akademik untuk
Tingkat Sarjana, Prioritas program beasiswa ini adalah pelamar dari berasal
luar negara Qatar. Kita atau para pelamar ini dapat dicalonkan oleh kedutaan
mereka atau mungkin mendaftar langsung ke Universitas Qatar. Selain pembebasan
biaya pendidikan, beasiswa ini dapat memberikan beberapa keuntungan sebagai
berikut seperti Visa pelajar dan izin tinggal, Pembebasan dari biaya buku, Tiket
pesawat pulang-pergi tahunan ke negara asal, Menyambut di bandara untuk
kedatangan pertama. Dan Akomodasi di asrama Universitas yang meliputi: Double
room, makan tiga kali setiap hari, laundry, layanan Internet nirkabel, ruang
permainan, perpustakaan, lab komputer, fasilitas Gym, kolam renang di asrama
perempuan, transportasi ke dan dari Kampus dan lain-lain Silakan menemukan
Website Departemen Perumahan Qatar University.
Adapun Persyaratan
Mendaftar Beasiswa S1 Qatar University:
yaitu Memiliki sertifikat/ijazah pendidikan menengah (SLTA) yang setara di
Qatar, mempunyai Skor TOEFL internasional
minimal 450, dengan pengecualian pelajar yang mendaftar di Fakultas Syariah,
telah Memenuhi persyaratan masuk untuk kuliah di Qatar University.
Adapun Cara Mendaftar nya adalah Akses website Qatar University dan tentukan
fakultas yang ingin dituju, ingat Perhatikan deadline pendaftaran, dengan Persiapkan
berkas-berkas yang dibutuhkan. Antara lain yang membutuhkan persiapan adalah
Legalisir Ijazah. Legalisir ijazah yang dimaksud adalah legalisir dari kedutaan
Qatar di Indonesia dan tentunya Memiliki paspor. Pastikan masa berlakunya
minimal hingga 6 bulan setelah keberangkatan dan TOEFL/IELTS. Mengenai
TOEFL/IELTS, ada fakultas yang mensyaratkan TOEFL/IELTS, ada juga yang
tidak., yang jelas mengIsi form secara online dan Mentransfer 200 QAR ke
Admission (bagian pendaftran)
Untuk berkas asli dapat dikirim asli
yang dibutuhkan ke Qatar University dengan alamat yaitu Undergraduate Admissions Admissions Departmen Qatar University
PO Box 2713 Doha, Qatar, jangan
lupa Selalu check secara online status berkas dan penerimaan secara online.
Karena di website resmi kampuslah yang akan mengupdate perkembangan beasiswa. Untuk
informasi lain seputar beasiswa Qatar University tersebut, kamu bisa
menghubungi
email: scholarships@qu.edu.qa atau layanan telepon berikut:
email: scholarships@qu.edu.qa atau layanan telepon berikut:
Male: +974 - 4403-3748 / 974
- 4403-3741
Female: +974 - 4403-3649
SEMOGA KELAK, INSHA ALAAH...AAMIIN. BISA BERANGKAT LAGI KE QATAR
.
KISAH PERJALANAN MENGHADIRI KONFERENSI INTERNASIONAL DAN STUDI TOUR KE ISLAMABAD PAKISTAN.
-
KISAH
PERJALANAN MENGHADIRI KONFERENSI INTERNASIONAL
DAN STUDI TOUR KE ISLAMABAD PAKISTAN.
Undangan dari
Pemerintah Pakistan sebagai Keynote Speaker Pada acara Konferensi
Internasional merupakan suatu mengejutkan dan kesyukuran tersendiri baik dirinya sendiri maupun
keluarga khusunya, mungkin negara dan kampus,
walaupun terdetik rasa kekhawatiran karena selama ini Pakistan sering terdengar
konflik dan mengalami kesulitan dalam
pengurusan visa di Indonesia dan selama dalam Perjalananan.
Berdasarkan wawancara
dengan saudara M. Ihsan Dacholfany, bahwasannya tulisan ini hanya berniat baik,
agar berguna dan bermanfaat, bagaimana proses perjalanan serta berbagi pengalaman saja, undangan yang dia terima dari Pemerintah Pakistan melalui Kementrian
Pendidikan melalui kawannya Dr. Nanang
Suprayogi yang kebetulan sama-sama belajar di Belgia, meminta beberapa orang
dosen dari Indonesia, Malaysia, Inggris, Saudi, dan negara lainnya untuk
menjadi Key Note Speaker (Pembicara Utama) pada acara Konferensi Internasional
dengan cara mengirimkan abstrak makalah dan biodata diri yang lengkap, lalu diseleksi oleh panitia dan diajukan ke
Pemerintah Pakstan melalui Komisi Pendidikan Tiggi.
Setelah diseleksi
artikel dan biodata diri, menunggu hampir 2 bulan, semua calon key note
speaker diberitahukan melalui email tentang pemberitahuan keynote speaker yang mendapat kesempatan untuk
hadir di Pakistan, dengan konsekuensi pembiayaan akomodasi, pesawat,
penginapan, serta lainnya ditanggung oleh pemerintah Pakistan.
Menurut Saudara Ihsan,
Pergi ke Pakistan tidak semudah yang dia alami pada waktu pergi ke Malaysia,
Singapura, Thailand dan Brunai Darussalam karena tanpa Visa, Para Keynote
speaker yang akan pergi ke Pakistan harus menguruskan Visa nya sendiri ke Kedutaan Pakistan di Jakarta dengan membawa
surat undangan sebagai Keynote Speaker, walaupun mengalami kesulitan harus
tetap dijalani, mulai dari menyiapkan photocopy KTP dan kartu Keluarga (KK), pengantar tempat kerja/kampus, surat undangan
dari kampus atau lembaga yang
mengundang, pasport halaman pertama (data), surat pengantar RT, Kelurahan,
Polsek, Polres, Polda dari tempat asal
kita, lalu di bawa ke Mabes Polri Ke Jakarta (semua masing-masing memerlukan
pas photo 4x6 berlatarbelakang merah sebanyak 5 lembar) dengan mengisi formulir, serta membawa surat
izin keluarga (Orangtua/istri/suami) sebagai syarat untuk menguruskan
SKCK (Surat Keterangan Catatan Sipil), sedangkan untuk mengurus Visa harus ada
undangan sponsor/lembaga yang mengundang, bukti surat keterangan dan
kepemilikan Rekening Bank, surat izin dari kampus serta mengisi formulir tentang
biodata kita mulai dari data orang tua, anak, tempat tanggal lahir, pengalaman
pergi ke luarnegeri , pekerjaan dan Pas fhoto berlatar belakang Biru ukuran 4x6
sebanyak 6 lembar, alhamdulillah hanya menunggu 3 hari dalam mengurus Visa di
Kedutaan Pakistan yang beralamat di Mega Kuningan Barat, Block E.3.9.Kav.5-8,
Rt.1. Rw.2 Kuningan Jakarta Seklatan, telp.021-57851836, visa dapat diterima dengan
mendapatkan izin selama 2 minggu untuk tinggal di sana, saat itu dapat menghubungi
mb Jingga, orang Indonesia yang kerja di sana untuk komunikasi, adapun kantor dibuka dari senin sampai jumat, dibuka
mulai jam 8 pagi sd 12 siang saja.
Alangkah baiknya
menguruskan visa, jauh-jauh hari sebelum keberangkatan, setelah pasti mendaptkan
visa, baru membeli tiket pesawat agar lebih murah, jangan membeli tiket
pesawat dahulu, sebelum ada keyakinan,
bahwa visa akan keluar dan diterima dari kedutaan manapun.
Jika mau ke
Pakistan dari daerah, biasanya transit
di Jakarta, dan jika bandara daerah sudah Internasioanl, mungkin bisa langung, lalu
transit ke Kuala lumpur Malayisa atau Qatar
lalu ke Pakistan, alangkah baiknya beli tiketnya connect
(bersambung) dengan pesawat yang sama, agar mudah dalam perpindahan dari
pesawat yang satu dengan pesawat yang lainnya, apalagi jika membawa barang yang
ditaro di bagasi kalaupun beda pesawat (tidak bersambung/ beda pesawat) harus
memiliki rentang waktu paling sedikit 3
jam, karena setiap negara yang kita transit harus antri di imigrasi dan chek in
dahulu dengan antrian yang panjang, dengan memerlukan waktu yang panjang, belum
mengambil barang di bagasi.
Dalam membeli tiket,
bisa melalui travel / agent yang bisa dipercaya, kalau pun mau beli sendiri
bisa melalui melalui online dan harus memiliki kartu kridit bank sebagai syarat
pembayarannya, alangkah baiknya beli tiket melaui kawan atau panitia yang
berada di sana karena harganya lebih
murah, kita hanya memberitahukan data pasport kita, beberapa hari ? dan mau
transit ke mana saja ?, dan rentang waktu perpindahan pesawat harus sesuai dan
cukup waktunya.
Melalui pesawat Uni Emirat,
perjalanan dari Jakarta menuju Qatar sangat menyenangkan, dari pesawat yang
besar, pelayananan pramugari dan pramugara yang sopan dan menu minuman makanan
dan minuman yang bisa kita pesan secara gratis, serta tempat duduk yang nyaman
dengan selimut dan bantalnya serta layar TV kecil di depan tempat duduk kita
dengan melalui headset, kita bisa mendengar dan menonton, mulai dari berita,
film perang, komedi, musik, game, promosi keindahan alam negara dan lainnya,
selama lebih kurang 6 jam tidak terasa, sampailalh ke negera Qatar.


Transit di Qatar
sengaja dilakukan oleh saudara Ihsan, selama 15 jam agar bisa melihat keindahan
negara Qatar dengan gedung gedung yang indah
serta melihat musium dan kampus
yang ada di sana, dengan ditemani alumni Pondok Pesantren Gontor di sana
seperti Ustadz Dedi Mulyanto, Ustadz Muhammad Ulul Azmi dan ustadz Fikri alumni
Mesir yang kerja di Kedutaan Qatar dan lainnya serta bertemu dengan orang
Indonesia yang bekerja di sana sambil mengurus kegiatan pembelajaran dan
agama di Markaz Sheikh ‘Abdullah Bin
Zaid Zaid Al- Mahmoud Islamic Cultural Center yang di dalam nya ada Qatar
Islamic Cultural Center dan kami pun sempat ke Musium dan Qatar University.


Menjelang
sore hari ia dihantar ke Bandara Qatar, sambil menunggu pemberangkatan pesawat
ke Pakistan menuju Multan, ia bertemu dengan dosennya dahulu, yang kebetulan
sama sama di undang menjadi Key Note Speaker pada acara yang sama dan tempat
yang sama, beliau adalah dosen senior di
Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), yaitu Prof Dr. Nor Aishah Buang, ia
bercerita bersama beliau kenangan selama di Malaysia, khususnya waktu belajar
dengan beliau pada materi research (penelitian) dan Kewirausahaan
(Beliau Memang pakarnya), dan teringat pula saat saudara ihsan mengajar mengaji
2 anaknya Prof Nor Aishah Buang di rumahnya.
Setelah lama
berbincang, akhirnya berangkatlah kami bersama menuju Pakistan, karena seharian
berjalan-jalan di Qatar, tidak terasa kami sampai malam hari nya di Pakistan tepatnya
bandara Multan, setelah melaui pemeriksaan yang ketat dan scan barang serta di
tanyai tujuan ke Pakistan, bawa apa saja, siapa yang tanggung jawab di Pakistan
dan berapa no HP nya, serta menyerahkan semua bukti undangan, pasport
danvisanya dll, setelah pemeriksaan semua, barulah kami bertemu panitia
Konferensi, saudara Bilal yang hafidz Qur’an yang berencana melanjutkan S-3 di
indonesia, beliau memabwa staf kampus dan pihak aparat (angkatan) yang akan
menghantar kami ke tempat penginapan bagi para undangan dan keynote speaker.
Ternyatanya kami setiap
orang 1 kamar di Guest house kampus, dengan perlengkapan seperti hotel dan
pengawalan ketat di dalam Gedung, sengaja Wifi Internet dimatikan, untuk
membeli paket inetrnet, kami tidak belh keluar, akhirnya paket internet
dibelikan oleh panitia karena harus menggunakan biodata diri dan scan jari
tangan, dan kami tidak boleh sembarang memberikan no telp ataupun kartu nama
kepada orang yang tidak dikenal.
Pagi harinya setlah makan, bagian dapur bertanya dahulu, makan apa yang kami inginkan, lalu kami dijemput oleh Panitia menuju Aula Konferensi Internasional, tepatnya tanggal 19 Maret 2018 acara Pembukaan dimuali dengan Laporan Ketua Panitia oleh saudara Dr. Abid Shahzad Khakhi ,dan Sambutan Dekan Departemen Pendidikan, Akhtar Ali, dan Sambutan dari Higher Education Commission of Pakistan (Komisi Perguruan Tinggi Pakistan), hiburan mahasiswa lalu persaentasi para key note speaker hadir dari di aula seperti Nor Aishah Buang dari Malaysia, Naureen Durrani dari UK, Riaz UI Haq Tariq, Rafaquat Ali Akbar dan Muhammad Saeed dari dari Lahore, Muhammad Zuhdi dan M. Ihsan Dacholfany dari Indonesia, Muhammad Iqbal dari Saudi Arabia, Naveed Sultana dari Nasir Mahmood dan N.B. Jumani dari Islamabad, Muhammad Asif Malik dan Muhammad Sarwar dari Sargodha, Khalid Khrshid dari Multan.
Adapun
tema yang telah dipersiapakan dari Indonesia dan disampaikan oleh saudara Ihsan
dalam Konferensi internasional adalah Creating Peace And Guidance Noble
Character Through Education, yang dijelalaskan dengan menggunakan bahasa Ingris
dan Arab begitu juga powerpoinnya.
Keseokan
harinya, sebagian dari keynote speaker diharap hadir untuk memimpin konferensi
internasional dalam rung paralel,cukup
banyak yang persentasi, khususnya dosen di luar kampus maupun luar kampus serta beberapa mahasiswa
pascasarjana S-2 dan S-3 untuk
mempersentasikan hasil tesis dan disertasi mereka, mereka kelihatannya,
sudah biasa persentasi dengan menggunakan bahasa Inggris walaupun bahasa
keseharian mereka adalah bahasa Urdu, yang agak uniknya di Pakistan, para
wanita sangat terjaga maruah nya (wibawa dan harga diri mereka), khusunya dalam
komunikasi atau berbicara yang bukan muhrimnya, apalagi mengirim warganegaranya
untuk menjadi Tenaga kerja, tidak
seperti Indonesia yang warganegaranya masih ada yang dikirim ke negera lain
untuk jadi TKI atau TKW walaupun sekarang dibatasi., namun anehnya saat acara
selesai di ruang paralel, mereka senang sekali mengajak photo bersama dengan
kami bahkan diajak selfie, mungkin kami dianggap orang asing dan dosen luar
negara.
Setelah
acara paralel, sore hari, semua keynote speaker, tamu undangan serta pembicara
paralel hadiri semua dalam acara penutupan konferensi Internasional di aula
universitas, alhamdulillah acara berjalan lancar dengan laporan ketua panitia,
dan dekan, majlis pendidikan tinggi dan pemberian cindera mata dan sertifikat kepada
Keynote Speaker dan akhirnya acara ditutup oleh Vice Chansellor Islamia Bahawalpur University, Prof. Dr.Qaeser
Musthaq.


Sorenya Panitia dan
tamu undangan dan para keynote speaker diberi jamuan makan di restoran khas
Pakistan dengan menu yang unik, tentunya halal, kami dikawal lagi oleh satu
mobil angkatan Pakistan, maklumlah, kami sebagai tamu negara yang harus aman
dan nyaman dalam perjalanan.



Malamya para tamu dan
para keynote speaker dihantar pulang, khususnya tamu dari luar negara dihantar
sampai bandara Multan, transit dahulu ke Dubay, Qatar ataupun Kualalumpur,
sedangakan saudara ihsan dihantar samapai ke Islamabad, ibukota Pakistan,
sampai ketemu orang yang betul dipercaya untuk menjaga keamaannya,
alhamdulillah bertemua dengan mantan ketua IKPM Pakistan, saudara Zulfikri
Hasibuan- MS Arabic /Kuwait Hostel yang sekarang ini sedang meneyelesaikan
tesisnya.
Lalu saudara ihsan di bawa ke hotel, yang murah meriah, yang
seharinya tidak kurang dari 200 ribu rupiah, maklum mayoritas mahasiswa di Pakistan
adalah tinggal di asrama kampus, kalaupun ada sudah berkeluarga, mereka menyewa
rumah kecil yang cukup untuk anak istrinya/ suaminya, dengan hotel tersebut saudara
ihsan pun merasa nyaman dan pas utuk
istrahat.
Pagi itu juga saudara
Ihsan dibawa keliling oleh Zulfikri
kampus IIUI (International Islamic
University Islamabad), sambil menghadiri sidang tesis mahasiawa, menurut sejarah, kampus tersebut didirikan di Islamabad pada 11 November 1980
M. bertepatan dengan 01 Muharram 1401 H. Dalam bahasa Pakistan biasa disebut,
Baina el-Aqwâm Islami University atau Universitas Antar Bangsa. Universitas ini
dibangun atas aspirasi dan hasrat negara-negara Muslim yang menginginkan
terbentuknya sebuah Universitas Islam berskala Internasional sebagai simbol
dari sebuah kebangkitan Islam universal. Insha Allah Indonesia juga sudah
merancang dan berInisiatif Pemerintah mendirikan Universitas Islam Internasional
Indonesia adalah untuk menjawab kebutuhan masyarakat internasional
dan memperkokoh kepemimpinan Indonesia di dunia internasional (ww.tribunnews.com/nasional/2018/01/18/ini-tujuan-dibangunnya-universitas-islam-internasional-di-cimanggis).
Di mana program pendidikan IIUI Pakistan
ini lebih diprioritaskan pada Islamic Studies, dengan sistem pendidikan modern
yang berpijak pada al-Quran dan as-Sunnah, namun seiring dengan adanya perkembangan
zaman IIUI mulai melebarkan sayap dan membuka beberapa fakultas umum. Dalam
sistem pendidikan dan pengajaran, IIUI menjadikan Bahasa Arab dan Inggris
sebagai bahasa pengantar dalam perkuliahan. Ketika didirikan pada zaman
pemerintahan Jendral Zia-ul-Haq IIUI belum memiliki kampus sendiri karena
keterbatasan dana, maka pemerintah Pakistan ketika itu memberikan tempat
sementara untuk IIUI di pinggiran kota Islamabad menyatu dengan Masjid Faishal
(sebuah bangunan hasil arsitektur Mr.Veda Dolokey dari Turki). Masjid ini
menempati area seluas 189,705 meter persegi, dan dapat memuat 200 ribu orang.
Sejak awal berdirinya hingga sekarang tak kurang 56 negara baik dari negara
muslim dan nonmuslim pernah menimba ilmu. Sejak tahun 2001 IIUI telah resmi
menempati kampus baru (new campus) di kota Islamabad juga, namun kampus lama
masih digunakan oleh Islamic Research Institute (IRI) dan Academy dakwah juga
Shariah Academy. Adapun tujuan didirikannya IIUI ini adalah untuk mencetak dan membina individu dan masyarakat yang siap mengabdikan
diri dalam melakukan pembaharuan dalam segala bidang dengan bingkai nilai dan
spirit Islam yang tercermin dalam setiap pribadi pelajar ataupun staf pengajar
dan juga sistem pendidikan yang diterapkan. Sehingga yang menonjol dari sistem
pendidikan di IIU ini adalah, penggabungan antara sistem pendidikan kalsik (turats) dan modern, Kampus IIUI
mempunyai struktur organisasi yang
disebut dengan Majelis al- Umana (Board of Trustees), yang memegang
otoritas kebijakan mengikat atas perjalanan IIUI. Di mana Presiden Pakistan
langsung menjadi penasehat dari Majelis ini, sedangkan untuk kepengurusan
hariannya adalah dipimpin oleh seorang Rektor dan Presiden serta wakil
Presiden. Adapun Presiden IIUI sekarang adalah Prof. Dr. Anwar Hussain
Siddiqui.



Adapun Keunggulan Kuliah di IIUI memiliki Kurikulum yang telah
terakreditasi secara internasioanal dan Universitas yang menerapkan kolaborasi
dengan universitas-universitas asing ternama, dan banyak diminati pelajar asing
dari berbagai Negara serta Universitas pertama di Pakistan yang kurikulumnya
mengajarkan bidang ilmu- ilmu Islam, sains dan manajemen serta Fakultas-fakultas
yang bonafide dengan fasilitas kelas yang sangat nyaman dengan full-AC, adapun Studi-studinya lebih
ditekankan pada bidang penelitian (research), kelebihannya juga tata
letak kampus yang sangat bagus dan fasilitas yang lengkap, khususnya dalam hal
akses internet secara cuma-cuma, juga tersedia lebih dari 70 bus mahasiswa yang
membawa mahasiswa ke berbagai tujuan tanpa dipungut biaya (Gratis), sedangkan bagi mahasiswa asing
disediakan hostel atau asrama.
Pada umumnya tenaga Pengajar/
dosen International Islamic University
datang dari berbagai perguruan tinggi terkenal di dunia, merupakan lulusan
program S2 dan S3 dari Universitas Islam Madinah, Universitas Imam bin Saud
Riyadh, International Islamic University Islamabad Pakistan, Universitas
Al-Azhar Mesir, Universitas Cairo-Mesir, Universitas Punjab Lahore, Universitas
Michigan Law School Aan-Abbrorr USA, Universitas London UK, Harvard University
dan beberapa perguruan tinggi lainnya.
Setelah ke kampus saudara Ihsan diajak ke Masjid Faesal,
sambil membeli soevenir khas Pakistan sambil,
masjid Faisal adalah masjid terbesar di Pakistan, letaknya
di Islamabad, ibu kota negara itu. Islamabad. Masjid ini dianggap sebagai
Masjid Nasional Pakistan, namanya menyandang almarhum dari Raja Faisal bin Abdul-Aziz dari Arab Saudi,
yang mendukung dan mendanai proyek pembangunannya. Masjid Faisal berdiri di
tanah seluas 5.000 m2, dapat menampung 10 ribu jamaah dalam ruang shalat, 24
ribu di portico, 40 ribu di halaman, dan 200 ribu dalam halamannya, dengan
Interior ruang utama ditutupi dengan lantai marmer putih dan dihiasi dengan
mosaik dan kaligrafi oleh seniman Pakistan, Sadeqain, dan lampu gantung khas
Turki. Pola mosaik memperindah dinding barat. Kaligrafi ayat ditulis lebih dulu
di dinding barat dan ayat lain tertulis dalam tulisan kufi awal diulang dalam
pola gambar cermin. Keindahan dari rancangan sederhana yang terpilih. Masjid
Faisal adalah karya arsitek Vedat Dalokay yang memenangkan penghargaan Aga Khan
untuk bidang arsitektur. Arsitektur masjid ini modern dan unik, tanpa kubah
tradisional dan lengkungan yang ada di sebagian besar masjid di seluruh penjuru
dunia.



Keesokan
harinya, saudara ihsan diajak ketua IKPM, bang Rahman Ali Fauzi/LLB, Syariah
and Law/ Kuwait hostel, nbang Fahmi Wira Angkasa, bang Syarif Husain-BS Islamic
studies, bang Zulfikri Hasibuan-MS Arabic dan kai jalan –jalan ke musium Lok virsa adalah budaya indah
Pakistan, museum Lok Virsa di Islamabad menyimpan warisan yang kaya dari semua
provinsi dengan tampilan budaya Pakistan, peninggalan bersejarah atau artefak
dari berbagai bagian negara, museum ini mengintegrasikan semua warisan beragam
Pakistan, sementara keindahan semua provinsi termasuk Kashmir dan Gilgit
Baltistan adalah apa yang disaksikan para pengunjung begitu mereka memasuki
museum, barang-barang antik dari peradaban kuno bersama dengan dinding magis
museum menceritakan kisah-kisah sejarah negara yang kaya.Koleksi peninggalan
untuk museum Lok Virsa dimulai pada tahun 1974 yang dipajang pada tahun 2004.
Museum ini juga menyimpan artefak bersejarah dari zaman para sufi, dengan alat
musik antik yang dipamerkan bertujuan untuk mewakili keterampilan rakyat
Pakistan. Karena koleksi yang unik, pentingnya dan daya tarik museum meningkat
dari hari ke hari berdasarkan kemajuan dan perkembangan zaman.



Setelah
itu kami pergi ke Pakistan monument adalah Monumen Pakistan di Islamabad,
Pakistan, adalah monumen nasional yang mewakili empat provinsi dan tiga wilayah
negara. Setelah kompetisi di antara banyak arsitek terkenal, rencana Arif
Masood dipilih untuk desain akhir. Bentuk bunga mekar dari monumen mewakili
kemajuan Pakistan sebagai negara berkembang pesat. Empat kelopak utama dari
monumen mewakili empat provinsi (Balochistan, Khyber-Pakhtunkhwa, Punjab, dan
Sindh), sedangkan tiga kelopak yang lebih kecil mewakili tiga wilayah
(Gilgit-Baltistan, Azad Kashmir dan Wilayah Suku yang Diatur Federal). Monumen
telah dirancang untuk mencerminkan budaya dan peradaban negara dan
menggambarkan kisah Gerakan Pakistan, didedikasikan untuk mereka yang
mengorbankan diri untuk generasi mendatang.
Dari
udara monumen tampak seperti bintang (tengah) dan bulan sabit (dibentuk oleh
dinding yang membentuk kelopak), ini mewakili bintang dan bulan sabit di
bendera Pakistan.


Museum Monumen Pakistan
terletak di depan Monumen Pakistan di Shakarparian, Islamabad, Pakistan. Museum
dibuat untuk memberi penghormatan kepada mereka yang mengorbankan semua
kehidupan untuk sebuah tanah air yang terpisah. Pemerintah Pakistan membangun
museum ini untuk menunjukkan beberapa gerakan khusus dalam pembuatan Pakistan.
Museum Monumen Pakistan adalah tempat terbaik untuk para pecinta sejarah. Ada
jam 10 pagi hingga 8 malam. Fasilitas museum termasuk dokumenter audio, buku
sejarah,dan kami pun pergi ke Daman e-Koh Islamabad, kami pun keliling naik
onta di sana.
Hari
selanjutnya diajak bang Fauzi ke melihat pakistan paradise day Pakistan di
lapangan (https://www.youtube.com/watch?v=aUMyKnxvEmc),
menurut sejarah bahwa Pakistan Day) atau Pakistan Resolution Day, juga
Hari Republik, adalah hari libur nasional di Pakistan untuk memperingati
Resolusi Lahore yang disahkan pada 23 Maret 1940 dan adopsi dari konstitusi pertama Pakistan
selama transisi dari Dominion of Pakistan ke Republik Islam Pakistan pada 23
Maret 1956 menjadikan Pakistan sebagai republik Islam pertama di dunia dan Pawai
Hari Republik oleh angkatan bersenjata sering menjadi bagian dari perayaan
serta Hari itu merayakan adopsi resolusi
Pakistan oleh Liga Muslim di Minar-e-Pakistan (dinyalakan Menara Pakistan) yang
menyerukan pembentukan federasi independen yang terdiri dari provinsi-provinsi
dengan mayoritas Muslim yang terletak di wilayah barat laut dan timur laut
Inggris. wilayah yang dikuasai di India (tidak termasuk Negara-negara pangeran
otonom) pada 23 Maret 1940. , Sejak itu, hari ini dirayakan setiap tahun di
seluruh negeri sebagai hari libur umum. Angkatan Bersenjata Pakistan biasanya
mengadakan parade militer untuk merayakan acara tersebut dan semua libur
menyaksikan kegiatan tersebut.



Setelah
mengikuti acara Paradise day Pakistan, kami juga pergi Kampus
Alam Iqbal University, ternyata sama
dengan IIUI , untuk biaya kuliah untuk tingkat magisetr hanya 2 juta 500 ribu
nilai rupiah persemester, S-3 hanya 5-6 Juta rupiah, sedangkan S-1 hanya 1 juta
500 ribu rupiah persemester.
Sorenya
kami berkumpul di rumah ustadz Khoerul Huda, alumni Gontor, berkumpul IKPM
Pakistan dan Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia ( PPMI) cabang Pakistan,
perkumpulan hanya sekedar bincang santaindan tajamuk yang hanya berniat untuk silaturahmi, silatur arro’u,
silatur amal, silatur bayan dan lain, adapun tema yang dibahas adalah: “How
to Succed during and after studying abroad” (https://ppikpm.gontor.ac.id/beritaikpm/ikpm-gontor-cabang-pakistan-adakan-bincang-santai-degan-dr-ichsan-dacholfany/)


Beok Paginya,saya harus
pulang namun di malam hari sebelum
pulang, kami kumpul di depan hotel sambil minuman khas Pakistan, bersama Taufik
Maulana/LLM Syariah and Law, Auliyaurrachman/BS Islamic studies,
Heryanto/Sekpri ATHAN KBRI Islamabad dan Zulfikar Alamsyah/Local staff KBRI Islamabad, mereka banyak bercerita
tentang politik dan hukum serta pendidikan di Pakistan, yang mengejutkan bagi
saya adalah, ada prajurit yang bangga dihukum dan rela
ditembak mati karena telah berani
menembak dan membunuh atasannya karena
atasannya telah menghina agama Islam, bagaimana dengan negara lain, termasuk
Indonesia.
Untuk kuliah di IUUI Islamabad dan Islamia
University Bahwalpur adalah sebagai kota yang aman dan nyaman untuk kegiatan
masyarakat dan perkuliahan walaupun disetiap tempat ada aparat yang menjaga,
karena lebih dari 75 % anggaran negara hanya digunakan untuk keamanan.



Kesesokan harinya, saya pulang ke Indonesia dengan
dihantar oleh kawan, melalu bandara Benazir bhuto pakistan, ila liqo Pakistan,
mudah-mudahan ada kesempatan untuk hadir kembali, menurut rencana Panitia PPMI
akan mengadakan Simposium di Jordan, Insha Allah bisa bertemu kembali.
Langganan:
Postingan (Atom)