Kamis, 29 Juli 2021

M ihsan Dacholfany , Materi disampaikan pada kegiatan IMM, NGEMIL DUKU (Ngebet Cari Ilmu, Dengan Ukhuwah Kita Utuh) Selasa 27 Juli 2021, melalui Meeet Zoom. 19.45 sd 21.30

 MENGUPAS SURI TAULADAN KEPEMIMPINAN RASULALLAH[1]

M Ihsan Dacholfany[2]

 

PENDAHULUAN

Topik yang dimintakan kepada saya kali ini adalah kaitannya dengan kepemimpinan Rasulullah Saw. Saya akan mulai dengan mengutip sebuah buku yang ditulis oleh Jeremie Kubicek (2011) , buku itu berjudul Leadership is dead, how influence is reviving it[3]. Kalau kita terjemahkan buku itu menjelaskan bahwa kepemimpinan telah mati, bagaimana pengaruh dihidupkan kembali.

Mengutip sebuah sya'ir...

INNAMAL MAR'U HADISAN BA'DAHU FA KUN HADISAN HASANAN LIMAN WA'A.

Sesungguhnya manusia adalah cermin bagi generasi berikutnya dan jadilah sebaik-baik cermin (teladan) bagi generasi berikutnya..
Bahwa Sejatinya kisah hidup manusia akan menjadi cerita bagi orang orang sesudahnya

Seperti halnya pepatah orang tua kita dulu " Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, sedangkan manusia? manusia mati meninggalkan nama, meninggalkan teladan."

MENGAPA RASULULLAH YANG KITA PILIH

الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ  اَحْسَنَ نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ

Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui (Qs. Yusuf : ayat 3)

Al Quran menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam hal kepemimpinan. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21).

·         لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا

Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pemimpin yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan umat manusia. Hal ini diakui oleh Michael Hart seorang penulis Barat dalam bukunya “The 100, a Rangking of The Most Influential Persons in History”[4]. Dengan sangat obyektif ia menempatkan Nabi SAW sebagai orang paling berpengaruh dalam sejarah. 

Hal itu menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki kecerdasan Memimpin dan  manajerial yang tinggi dalam mengelola, mengatur, dan menempatkan anggota masyarakatnya dalam berbagai posisi sesuai kemampuannya, sehingga dapat mencapai tujuan utama, yaitu membangun masyarakat madani yang berlandaskan nilai-nilai Ilahi.

Dalam menjalankan kepemimpinannya, Nabi Muhammad SAW selalu mengedepankan akhlak mulia. Hal ini diakui oleh Husain bin Ali sebagai cucu Nabi Muhammad SAW. Bahwa Nabi adalah pribadi yang menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan siapa pun, lemah lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak pernah mencela, tidak pernah menuntut dan menggerutu, tidak mengulur waktu dan tidak tergesa-gesa.

Orang-orang yang bersikap obyektif dari kalangan non-muslim pun mengakuinya. Washington Irfing, seorang orientalis dan salah seorang penulis besar Amerika yang menjadi kebanggaan Amerika Serikat dan negara lain di abad sembilan belas Masehi, lahir tahun 1832 M di kota Washington dan meninggal tahun 1892 M. Dia berkata, ”Muhammad adalah penutup para nabi, rasul paling agung yang diutus oleh Allah SWT untuk menyeru manusia kepada penyembahan kepada Allah.”

George Bernard Shaw, seorang Filosof Inggris dan penulis alur cerita film di Inggris yang terkenal, lahir di Irlandia, meraih Nobel di bidang sastra tahun 1920 M. Dia berkata, ”Aku telah membaca kehidupan Rasul Islam dengan baik, berkali-kali dan berkali-kali, dan aku tidak menemukan kecuali akhlak-akhlak luhur yang semestinya, dan aku sangat berharap Islam menjadi jalan bagi dunia.” Dan masih banyak pengakuan non-Muslim terkait keluhuran akhlak Nabi SAW (lihat dalam Pesona Akhlak dan Kekuatan Pribadi Manusia Teragung Sepanjang Masa, karya Hisyam Muhammad Sa’id Barghisy, alih bahasa Izzudin Karimi).

NABI MUHAMAMD SEBAGAI RASULLAH YANG PATUT KITA CONTOH (TAULADAN)

Nabi  Muhammad SAW memiliki rasa empati dalam memimpin. Nabi Muhammad tidak pernah mencaci seseorang dan menegur karena kesalahannya, tidak mencari kesalahan orang lain, tidak berbicara kecuali yang bermanfaat. Kalau Nabi Muhammad berbicara, yang lain diam menunduk seperti ada burung di atas kepalanya, tidak pernah disela atau dipotong pembicaraannya, membiarkan orang menyelesaikan pembicaraannya, tertawa bersama mereka yang tertawa, heran bersama orang yang heran, rajin dan sabar menghadapi orang asing yang tidak sopan, segera memberi apa yang diperlukan orang yang tertimpa kesusahan, tidak menerima pujian kecuali dari yang pernah dipuji olehnya (HR Tirmidzi). 

Nabi Muhamamd SAW mengedepankan keteladanan (uswah hasanah) dalam memimpin. Dikisahkan dari Al Barra’ bin Adzib, ia berkata: “Kulihat beliau mengangkuti tanah galian parit, hingga banyak debu yang menempel di kulit perutnya. Sempat pula kudengar beliau bersabda, “Ya Allah, andaikan bukan karena Engkau, tentu kami tidak akan mendapat petunjuk, tidak bershadaqah dan tidak shalat. Turunkanlah ketenteraman kepada kami dan kokohkanlah pendirian kami jika kami berperang. Sesungguhnya para kerabat banyak yang sewenang-wenang kepada kami. Jika mereka menghendaki cobaan, kami tidak menginginkannya.”

Nabi Muhammad SAW adalah sosok pemimpin yang mengedepankan kebersamaan. Nabi mengusulkan sebuah ide win-win solution dalam penyelesaian masalah peletakkan hajar aswad. Direntangkannya sebuah kain besar, kemudian hajar aswad diletakkan di bagian tengahnya, lalu beliau meminta kepada setiap pemimpin kabilah untuk memegang ujung kain tersebut. Setelah itu, hajar aswad disimpan ke tempat semula di Ka’bah. Dengan cara seperti itu, tidak ada satupun kabilah yang merasa dirugikan, bahkan mereka sepakat untuk menggelari beliau sebagai al-Amin (orang yang terpercaya).

Jadi, kekuatan akhlak inilah yang menjadi pondasi dalam kepemimpinan Nabi SAW. Dan, Akhlak Nabi adalah Alquran. Allah SWT menegaskan, ”Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS al-Qalam [68]: 4). Ketika Aisyah RA ditanya tentang akhlak Nabi SAW, ia menjawab bahwa akhlak Nabi adalah Al-Quran (HR Muslim). 

Tegas dan Bijak

Nabi Muhammad SAW sangat tegas dalam masalah penegakan hukum. Tidak pernah menetapkan suatu hukum dengan rasa belas kasihan, pilih kasih, atau tebang pilih. Tidak memihak kepada siapa pun, baik pada pejabat pemerintahan, sahabat, masyarakat kecil maupun anggota keluarganya sendiri, termasuk anaknya. 

Hal itu ditunjukkan dengan sikap tegasnya, “Demi Allah, andai Fatimah Putri Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Selain dikenal figur yang tegas, juga dikenal sebagai sosok yang bijak dalam mengambil keputusan. Sebelum memutuskan suatu perkara, Nabi selalu memikirkannya secara matang, dan mengacu kepada kaidah yang ditetapkan dalam Alquran. Misalnya, pada saat beliau memutuskan sanksi rajam terhadap pelaku perzinahan.

Dalam Shahih Muslim diceritakan, suatu waktu ada seorang wanita dari suku Ghamidiyyah menghadap Nabi Muhammad SAW. Dia berkata, ”Ya Rasululah, sungguh aku telah berbuat lacur. Maka, aku mohon bersihkanlah aku.” Nabi dengan arif menolak pengaduan tulus wanita tersebut.

Karena penasaran pertemuannya dengan Nabi Muhamamd tidak membawa hasil, perempuan Ghamidiyyah kembali mendatangi Nabi Muhamamd keesokan harinya seraya berkata, ”Ya Rasulullah mengapa engkau tidak menjawab pengaduanku? Apa barangkali engkau meragukanku sebagaimana engkau meragukan pengaduan Ma’iz ? Demi Allah, aku sekarang sedang hamil.” Kali ini Nabi menjawab, ”Datanglah sesudah kamu melahirkan.”

Beberapa bulan kemudian, perempuan Ghamidiyyah itu melahirkan anak yang dikandungnya, lalu dia menghadap Nabi Muhammad. Sambil membawa serta si jabang bayi dalam gendongannya dia berkata, ”Rasulullah, aku telah melahirkan.” Nabi menjawab dengan ramah, ”Pergilah kamu menyusui anakmu hingga kamu menyapihnya.”

Setelah masa menyusui anaknya berakhir, ia kembali menghadap Nabi. ”Wahai Nabi Allah, ini aku. Sekarang anakku telah kusapih dan dia sudah bisa makan.” Berikutnya si anak yang masih kecil tersebut diserahkan kepada seseorang dari kaum Muslimin dan akhirnya Nabi memutuskan agar wanita tersebut dirajam, sebagai hukuman atas perbuatan zina yang dilakukannya.  

Demikian sebagian kunci sukses dalam kepemimpinan Nabi SAW. Masih banyak lagi kunci sukses kepemimpinan Nabi Muhammad lainnya yang tidak akan pernah habis untuk dikaji, yang seharusnya terus digali, diperkenalkan, dan implementasikan di tengah bangsa yang sedang dilanda krisis dalam kepemimpinan.
           Atas keterbatasan pengetahuan yang saya miliki, di dapatkan dari berbagai sumber, bahwa kriteria seorang pemimpin yang baik seharusnya  memiliki sifat-sifat atau karakter yang baik, sebagaimana 4 sifat yang di miliki oleh Rasulullah, antara lain : Shidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah.

1.     Shidiq (selalu berkata benar)

Seorang pemimpin harus berkata jujur, dalam arti segala apa yang dipikirkan, di ucapkan harus sesuai dengan apa yang di lakukan.

 

2.     Amanah ( dapat di percaya)

Seorang pemimpin adalah pemegang amanah, maka itu ia harus dapat menyampaikan amanah dengan baik. Sebagai contoh kisah raja Fir'aun. Fir'aun seorang raja yang seharusnya mensejahterakan kaumnya, namun justru sebaliknya. Ribuan orang menjadi korban kekejamannya, dengan di paksa bekerja secara tidak manusiawi. Bahkan hanya gara-gara ada kabar dari salah seorang penyihir yang mengatakan kelak yang akan menggeser kedudukannya adalah seorang anak laki-laki, maka ia memerintahkan kepada pengikutnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir kala itu.

 

3.     Tabligh (menyampaikan)

Sebagai contoh, seorang pemegang kekuasaan politik, wajib hukumnya untuk memiliki ketrampilan mengkomunikasikan ide-ide yang tersusun dalam sebuah rencana yang baik dan matang untuk dapat memaksimalkan potensi setiap warganya untuk mencapai tujuan bersama.

 

4.Fathonah ( cerdas)

Kecerdasan yang dimiliki seorang pemimpin, bukan hanya kecerdasan intlektual (IQ) semata, namun lebih dari itu adalah kecerdasan yang bersifat majemuk yang menggabungkan beberapa kecerdasan lainnya yang di miliki oleh manusia.

Contoh cerita di zaman Nabi, pada saat Nabi dan para sahabat sedang berbincang-bincang di Masjid, masuklah orang Badui secara tiba- tiba. Mungkin karena ketidaktahuan atau memang sudah tak kuasa menahan buang air kecil, orang tersebut

kemudian kencing di masjid. Bisa di bayangkan masjid di jaman sekarang pasti berbeda dengan masjid pada jaman Nabi. Spontan, para sahabat kemudian marah dan hendak menghardik orang Badui tersebut. Namun dengan sikap tenang, Nabi kemudian memberi isyarat kepada sahabatnya untuk kembali duduk dan membiarkan orang Badui tersebut meneruskan buang air kecilnya. Setelah selesai baru Nabi memerintahkan kepada orang Badui tersebut untuk menyiram dan membersihkan bekas air kencing tersebut baru kemudian mengajaknya berdialog. Dari cerita tersebut menggambarkan betapa cerdasnya Nabi dalam menghadapi situasi yang demikian mengundang emosi, hingga atas kesadaran dan kekagumannya pada sifat Nabi, orang Badui tersebut kemudian masuk Islam.

Itulah ke empat sifat Nabi Muhammad SAW yang patut menjadi suri tauladan bagi ummatnya terutama sebagai pemimpin. Ada lagi yang tidak boleh terlupakan dari ke empat sifat Nabi, yaitu keteladanan (uswah) Nabi Muhammad SAW. Seperti halnya kita berbicara, memberikan penjelasan dengan pembicaraan yang menggugah orang lain, tentu banyak yang mampu melakukannya, tapi memberi tauladan yang baik dalam berbagai bidang aktifitas tentu bukan pekerjaan yang mudah.

PENUTUP

Semoga Allah menganugerahkan negeri ini pemimpin yang mau mempelajari dan meneladani kepemimpinan Nabi Muhammad SAW agar dapat mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik, nyaman dan bahagia dunia dan akhirat kelak. Amin. 

          REFERENSI

Al-Qur’an dan Al-Hadists

Jeremie Kubicek, New York, Howard Book, 2011), h, 12 

Michael H. Hart,  The 100, a Rangking of The Most Influential Persons in History  Jakarta, Pustaka Jaya, 1985

 



[1] Materi disampaikan pada kegiatan IMM, NGEMIL DUKU (Ngebet Cari Ilmu, Dengan Ukhuwah Kita Utuh) Selasa 27 Juli 2021, melalui Meeet Zoom. 19.45 sd 21.30

[2] Adalah Guru Ngaji, di UM Metro, IAIN Metro dan UIN Raden Intan, sekarang diamanahi menjadi Wakil rector bidang AIK dan Kerjasama di Universitas Muhammadiyah Metro Lampung.

[3] Jeremie Kubicek, New York, Howard Book, 2011), h, 12 

[4] Michael H. Hart,  The 100, a Rangking of The Most Influential Persons in History  Jakarta, Pustaka Jaya, 1985

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar