FAKTOR KEGAGALAN DAN
KUNCI SUKSES
DALAM KEPEMIMPINAN
==========================================
Dr. M. Ihsan Dacholfany, M.Ed
(Dosen Kopertais Wilayah I DKI Jakarta)
ABSTRAK
Banyak
sekali pemimpin yang pada awal kepemimpinannya dinyatakan sukses dan dikagumi
banyak orang, tetapi akhirnya harus jatuh dan gagal dalam proses
kepemimpinannya. Apa saja yang menjadi faktor penyebab kegagalan dan
kesuksesan seseorang dalam proses kepemimpinannya?. Kajian ini dilakukan oleh
penulis dengan mengamati sejarah kepemimpinan dari beberapa tokoh, wawancara
dengan beberapa akhli dibidang kepemimpinan dan kajian data sekunder dari
beberapa buku dan informasi dari internet. Berdasarkan
kajian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor
penyebab kegagalan pemimpin, secara berturut-turut adalah : 1).Sikap pemimpin yang kurang baik;
2).Kurangnya keterampilan memimpin; 3). Strategi yang kurang baik dan kurang
tersosialisasikan; 4). Pelanggaran terhadap nilai-nilai; 5). Perekrutan
pemimpin yang kurang baik; 6). Lemahnya seni memimpin; 7).Komunikasi pemimpin
yang kurang baik dengan bawahannya. Sementara itu, kunci keberhasilan
kepemimpinan, secara berut-turut mulai dari yang berkontribusi paling
besar,adalah: 1).Sikap baik pemimpin; 2). Strategi yang baik; 3). Keterampilan
pemimpin; 4). Keteguhan pemimpin dalam memegang nilai-nilai kepemimpinan; dan
5). Kemampuan memotivasi yang dimiliki oleh pemimpin.
Mayoritas
pemimpin yang pada awal kepemimpinannya dinyatakan sukses dan dikagumi banyak
orang, tetapi akhirnya harus jatuh dan gagal serta baru diketahui bagaimana
cara ia memimpin dalam proses
kepemimpinannya. Sebagai contoh, Presiden Suharto yang pada awal
kepemimpinannya banyak dikagumi banyak pihak, akhirnya harus turun dengan paksa
dari puncak kepemimpinannya. Presiden Amerika Serikat, Nixon, akhirnya juga
harus turun dari jabatan kepresidenan karena terkait kasus watergate dan masih
banyak lainnya.
Apa
yang menyebabkan para pemimpin di dunia ini gagal dalam masa kepemimpinannya?
Hal apa saja yang tidak diperhatikan oleh mereka, sehingga mereka harus gagal
da lengser dari kursi kepemimpinannya bahkan namanya dulu harum sehingga
menjadi bahan cemohan banyak orang. Hal
ini sangat penting kita pelajari, supaya hal-hal penyebab kegagalan tersebut
tidak terulang oleh kita dalam menjalankan kepemimpinan sesuai dengan kapasitas
kesempatan yang kita miliki.
Sementara itu, di tempat lain,
banyak juga para pemimpin yang dinyatakan sukses dari keseluruhan masa
kepemimpinannya, seperti Presiden Mandela yang berhasil memimpin negara Afrika
Selatan dan terlepas dari masalah apartheid, Likuan-yu berhasil memajukan
negara Singapura menjadi negara maju di Asia Tenggara, Mahatir Muhamad yang
berhasil menata ulang negara Malaysia dan maju pesat di berbagai bidang
kehidupan.
Nabi Muhammad Saw. Pada saat ini
banyak diakui sebagai pemimpin umat yang paling berpengaruh di Dunia. Meskipun
beliau telah wafat ratusan tahun, umatnya terus bertambah dan ajarannya masih dianut
oleh berbagai bangsa di dunia.
Pertanyaan lain, mengapa banyak di dunia
ini para pemimpin yang sukses dalam masa kepemimpinannya? Rahasiah apa yang
mereka miliki, sehingga berhasil dengan sukses menjalankan kepemimpinannya. Ini
juga sangat penting kita pelajari, supaya kita bisa belajar dari kesuksesasan
para pemimpin tersebut, dan mempercepat keberhasilan kita di lapangan.
Pada artikel ini akan dibahas beberapa hal yang
menyebabkan kegagalan dan kunci sukses dalam proses kepemimpinan. Makalah ini
bersumber dari beberapa jurnal, dokumen, dan buku yang diperoleh dari internet
dan buku teks.
TUJUAN
PEMBAHASAN
Tujuan
dari penyajian makalah ini adalah untuk menyediakan bahan diskusi bagi semua teman-teman, dalam mempertajam
pengetahuan, tentang kepemimpinan, khususnya
tentang “Kegagalan dan kunci Sukses
dalam kepemimpinan”. Tujuan lain agar kita bisa belajar, bagaimana cara
menghindar dari penyebab kegagalan tsb, dan sekaligus kita bisa belajar dari
berbagai kesuksesan para pemimpin dunia.
PEMBATASAN MASALAH
Pembahasan
dalam makalah ini akan dibatasi oleh tiga
pertanyaan : A. Apa saja yang menyebabkan kegagalan seorang pemimpin?; B.
Kunci sukses apa saja yang menyebabkan keberhasilan dalam proses kepemimpinan; C.
Bagaimana kita bisa belajar dari kegagalan dan kesuksesan beberapa pemimpin. Karena kepempinan ini bersifat universal, pembahasan
makalah ini tidak akan dibatasi oleh
kepemimpinan dalam pendidikan saja, supaya pembahasannya lebih detil dan lebih
lengkap.
A.
KEGAGALAN DALAM
KEPEMIMPINAN
Banyak
sekali informasi dan dokument di dalam internet yang
membahas tentang kegagalan dalam proses kepemimpinan. Menurut beberapa sumber tersebut,
kegagalan kepemimpinan disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya adalah :
1.
Pergeseran Fokus.
Pergesaran fokus ini bisa terjadi dengan beberapa cara:
·
Pemimpin kehilangan pandangan, karena terperangkap oleh kekayaan dan
kemasyhuran.
·
Pemimpin biasanya memiliki pandangan yang besar dan menyeluruh, tetapi bisa
tergelincir pada pekerjaan yang kecil yang sebenarnya bisa didelegasikan pada
bawahannya. Ini biasanya terjadi karena kekurang percayaan pada bawahan.
2. Miskinnya komunikasi
·
Pemimpin tidak mampu mengkomunikasikan visi dan misinya..
·
Pemimpin tsb tidak memiliki visi dan misi yang jelas.
·
Dua kalimat yang harus digunakan
dalam berkomunikasi adalah: 1) katakan “
Apa yang anda maksud?”; 2). Artikan “
Apa yang anda katakan”. Jika kita
seorang staff, dan belum paham apa yang dimaksud oleh pimpinan, kita bisa
bertanya langsung” Apa yang bapak Maksud”, atau Apa maksudnya begini pak?. Ini
akan mengurangi kesalah pahaman. Jangan
sampai kita sudah melakukan sesuatu dengan baik, tetapi bukan itu yang dimaksud
oleh pimpinan kita. Sebaliknya jika kita menjadi seorang pemimpin, kita juga
bisa bertanya, “ Apa yang sudah saya sampaikan tadi bisa dipami dengan baik?”,
Bisakah anda membantu saya menjelasakan kembali apa yang anda pahami dari apa
yang sudah saya sampaikan tadi”. Kalimat
tanya ini sangat penting di sampaikan untuk mengevaluasi pemahaman staff kita.
3.
Ketakutan dalam mengambil resiko.
·
Sering para pemimpin dalam menjalankan roda kepemimpinannya di pandu oleh
kekuatiran yang sangat tinggi, bukan oleh hasrat ingin berhasil. Pempimpin yang
pada tahap awalnya memimpin lembaganya dengan sukses, sering dipandu oleh
pertanyaan, “Bagaimana saya supaya bisa memperpanjang jabatan?, apa yang tidak
boleh saya lakukan?,”.
·
Jika ia dipandu oleh rasa kekuatiran, maka ia tidak akan berani mengambil
resiko yang layak, yang seharusnya ia lakukan. Ia akan terlalu berhati-hati,
dan sangat lamban dalam membuat keputusan. Ia tidak akan pernah berinovasi
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Hal yang terpikir olehnya hanya
memperpanjang jabatan. Ia hanya melakukan sesuatu hal yang benar-benar aman dan
tidak beresiko atau ia mempertahankan statusnya sebagai pejabat dengan mengangkat kroninya.
·
Hal ini sangat penting dipahami oleh kita, sebagai calon pemimpin, “Mencoba
ambil resiko dan berhasil atau diam saja dan tunggu kehancuran karena rasa kuatir?”. Memang pemimpin yang
bijaksana tidak akan pernah rela melihat kehancuran dari apa yang pernah ia
capai, sehingga ia harus membuat kebijakan yang sangat hati-hati dan tidak
semborono. Ia harus berani maju kedepan menggapai mimpi (Visi), dan mengukur
resiko secara rasional. Bukankah kita tidak akan pernah rela, semua hancur karena penuh rasa
kuatir.
4.
Lupa Etika (Khilaf).
·
Kredibilitas pemimpin sebenarnya adalah gabungan dari “Apa yang ia mampu
kerjakan dan karakter yang ia miliki”.
Gabungan ke dua hal itu akan menciptakan integritas kepemimpinan. Kegagalan
kepemimpinan, akan terjadi ketika ia tidak mampu memadukan “Karakter yang ia
miliki dengan apa yang ia mampu kerjakan”. Pemimpin yang memiliki karakter dan
hati yang baik, tidak akan pernah berhasil memimpin dengan baik, jika tidak
disertai dengan keberanian dan kemampuan melakukan tindakan yang bijaksana.
·
Prinsip yang paling penting dalam proses kepemimpinan adalah adanya
“Integritas”, yaitu, kesesuaian antara karakter dan prilaku pemimpin. Jika integritas kepemimpinan manjadi
prioritas utama selama masa kepemimpinannya, dan etika menjadi pedomanan utama
yang tidak bisa di tawar lagi, maka akan
dihasilkan “Greeter Good” atau sesuatu yang sangat baik. Tetapi
sebaliknya, jika “hasil saja” yang lebih diutamakan di banding dengan proses
pencapaiannya, maka disitu letak peluang kegagalan dalam kepemimpinanya.
·
Sering para pemimpin menganggap bawahannya hanya sekedar bidak-catur, yang
bisa dikorbankan untuk memperoleh hasil yang diharapkan oleh pemimpin.Ia melakukan
berbagai manipulasi dalam proses kepemimpinannya. Lambat laun ia akan kehilangan empati dan
dukungan dari bawahannya., ersembunyi dalam ketenarannya, untuk menutup rasa
bersalah dan kekhilapannya.
·
Jika kita ingin menjadi pemimpin
yang selalu menjaga mutu kerja dan kredibilitas kepemimpinan kita. Apakah di sana (dalam hati kita) ada area
konflik antara apa yang kita percayai dengan apa yang telah kita kerjakan ?.
Apakah disana sudah ada kompromi untuk menyatukan keduanya, dengan pedoman
etika?
5. Manajemen diri yang lemah.
·
Akan sangat tragis jika seorang pemimpin tidak bisa menjaga dirinya
sendiri. Tidak seorangpun yang lebih tahu dan peduli akan dirinya, selain
dirinya sendiri. Ia harus bisa mengukur kemampuan dirinya. Biasanya ia merasa
sangat super, yang lain dianggapnya bodoh dan tidak tahu..
·
Ketika diri seorang pemimpin merasa
lelah, dan gagal untuk menjaga dirinya sendiri, baik fisik, psikologi, emosi,
mental, dan rohani, maka itu adalah awal dari kehancuran dan kegagalan dalam
kepemimpinannya.
·
Ia tidak memiliki jadwal yang jelas
untuk pekerjaannya dan jadwal untuk diri sendiri. Ia tidak bisa mengelola diri
sendiri sehingga tidak bisa menjadi suri tauladan seperti mengisi dan membuat
daftar hadir sebagai bukti kedisiplinan.
6.
Kehilangan cinta dan gairah untuk memimpin.
·
Penyebab kegagalan kepemimpinan lainnya akan terjadi jika ia kehilangan
cinta dan mimpi dalam memegang tampu kepemimpinan. Jika memimpin dengan
kecintaan maka semua pekerjaan akan dilakukan dengan ceria dan semangat.
·
Cinta dan mimpi adalah dua hal penting yang diperlukan untuk meningkatkan
motivasi kerja. Bagaimana ia bisa memiliki motivasi untuk memimpin jika ia
tidak menyukai pekerjaan dan tidak memiliki visa yang ia impikan.
·
Ada tiga pertanyan penting, sebagai bahan refleksi : 1). Apa yang dulu
mendorong ia berminat untuk memegang kepemimpinan? Apakah ada alasan yang
berubah? Apakah ia masih ingin memegang jabatan pemimpin tersebut?
Sumber
lainl lain yang berjudul “ 12 Major Causes of Failure in Leadership” yang di dapat dari website http://www.1000advices.com/guru/leadership failure
12c_rd.html, di jelaskan bahwa ada 12 hal
penting yang menyebabkan kegagalan seorang pemimpin, yaitu : 1. Ketidak mampuan
dalam memimpin organisasi secara efektif. 2. Kemalasan untuk merespon apa yang bawahan (staf)
usulkan. 3. Tidak menghargai prestasi karyawan. 4.
Takut tersaingi oleh bawahan, 5.Kurang memiliki
pikiran dan ide yang kreatif .6.Tidak pernah memberikan “reward” atau
penghargaan.7. Keinginan hidup mewah dan gila hormat.
8.Ketidak setiaan pada teman sejawat. 9.Lebih menekankan pada otoritas
kepemimpinan, yang dipandu oleh rasa kekuatiran.10.Lebih menekankan pada posisi
jabatan, dibandingkan dengan penekanan pada pengetahuan dan keahlian 11.Ketidakpahaman
terhadap faktor-faktor luar yang bisa merusak lembaga yang dipimpinnya.12.
Kurang peka terhadap kebutuhan umum.
Siswono Nugroho (2009),
menjelasakan bahwa kegagalan pemimpin disebabkan adanya pelanggaran dari
ungkapan “Ing ngarso sung tulodho”, yang digagas oleh mahaguru Kihajar
Dewantara. Selanjutnya Siswono menjelaskan bahwa, maksudnya dari ungkapan terebut yang berhubungan dengan kegagalan
pemimpin di segala bidang, “siapapun yang berada di depan, harus mampu
menjadi teladan yang baik”.
Ada banyak hal yang menjadi ciri kegagalan seorang pemimpin, di antaranya : 1. Kurang disiplin (tidak
jadi suri tauladan yang baik), 2. Mengambil keputusan yang dengan emosi (“payah”). 3. Tidak sensitif keadaan staf, 4. Terlalu kaku atau
terlalu lunak. 5.Arogan (sombong) dan dingin.6. Terlalu banyak bekerja dan
sedikit memimpin. 7. Pilih
kasih. (tidak adil), 8. Tidak
bisa dipercaya (janji palsu), 9.Pendendam (sulit memaafkan orang lain), 10. Manajerial lemah. 11. Tidak mampu berpikir strategis. 12. Menempatkan posisi pegawai sembarangan. 13.
Tidak mudah beradaptasi (mampu
mengerti perbedaan). 13. Mempermalukan anak buah.14. Membuat aturan yang tidak jelas. 15. Kurang sigap terhadap masalah. 16. Mengutarakan pendapat
pribadi (Jangan campur adukkan masalah pribadi
dalam pekerjaan),17.Terlalu ambisius (mengorbankan
orang lain yang jadi saingannya), 18. Cepat berpuas diri. 19. Besar kepala (merasa paling benar).
B.
RAHASIAH DAN KUNCI SUKSES DALAM KEPEMIMPINAN
Susan M. Heathfield (2005) , menyatakan bahwa : “ kunci sukses tentang
kepemimpinan bisa kita pelajari dari pengalaman pemimpin hebat, dari seminar,
buku-buku, artikel atau cerita sukses seseorang. Gaya kepemimpinan orang hebat tersebut
merupakan hasil dari penggabungan antara potensi bawaan yang diasah dengan
berbagai pengalaman (natural) dan hasil pembelajaran tentang kepemimpinan.
Penggabungan ke dua hal tersebut akan menjadi “gaya kepemimpinan” atau “Leadership
style”.
Selanjutnya Susan M. Heatfield,
menjelaskan tentang beberapa rahasiah
dan kunci penting untuk menjadi pemimpin yang sukses, diantaranya adalah :
1. Jadilah
orang yang selalu ditiru dan diikuti oleh banyak orang. Ia harus menjadi teladan bagi orang-orang
disekitarnya.
2. Buatlah visi untuk masa depan. Visi itulah yang akan
menyatukan semua orang yang ada di bawah pimpinannya.
3. Ciptakan inspirasi dan ide yang cemerlang untuk
mengatasi berbagai permasalahan . Ia tidak pernah kehabisan ide dan inspirasi
untuk menciptakan sesuatu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
4. Buatlah orang lain merasa penting dan selalu merasa di
hargai. Orang-orang yang dihargai, akan
terus berkarya dan bekerja dengan sebaik-baiknya, karena ia merasa di hargai
dan merasa dipentingkan dalam kehidupannya.
5. Gunakan nilai-nilai sebagai pedoman hidup, dan
bertindaklah selalu dengan etik. Pemimpin yang selalu memegang nilai dan etika
dalam sikap dan prilakunya, akan mendapat simpatik dari seluruh pihak
disekelilingnya.
6. Ciptakan ruang dengan harapan. Ia tidak pernah putus
ada dalam menghadapi segala kesulitan dan hambatan seberat apapun.
7. Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk perbaikan yang
terus menerus. Ia selalu medorong orang sekitarnya tampil berani dan mencoba
hal baru, dengan keberanian mangambil resiko. Kegagalan adalah langkah maju
untuk berhasil.
8. Berikan kesempatan pada orang-orang untuk tumbuh dan
berkembang, baik baik secara personal atau profesionalisme. Ia selalu
memberikan kesempatan pada bawahannya untuk maju dan mengembangkan segala
potensi yang dimilikinya.
9. Perlakukan orang dengan rasa cinta dan kasih sayang. Kadang
kala ia juga memerahi anak buahnya, tetapi semua dilakukan untuk perbaikan dan
pendidikan.
Bill
Thomas (2007), menjelaskan ada lima point penting yang menjadi kunci sukses
sekaligus kekuatan (power) untuk dalam proses kepemimpinan, yaitu :
POWER KEY-1:
"Simplify The Complex!" by systematically investigate, evaluate, map,
organize and commumasicate solutions. Pemimpin harus
mampu membuat masalah yang rumit, menjadi sederhana, yaitu dengan melakukan
investigasi yang sistematik, proses evaluasi yang sistematik, proses memetakan
masalah dan kekuatan (SWOT) yang sistematik,
mengorganisir kekuatan dan peluang untuk mengatasi masalah dan ancaman,
serta mengkomunikasikan pada seluruh bawahannya.
POWER
KEY-2: "Envision New Vistas!" Bangun
visi baru yang betul-betul menyentuh kepentingan lembaga dan semua karyawan.
Visi itu harus dibangun dengan melibatkan seluruh karyawan dan harus menyentuh
kepentingan seluruh anggota karyawan.
POWER
KEY-3: "Go For The Gusto!" Bakar semangat
semua anggota team. Semua anggota team akan sangat menghargai adanya prioritas
pekerjaan yang harus dilakukan per satuan waktu. Bagaimana mana kita bisa
mensosialisasikan dan melatih mereka untuk mengerjakan prioritas kerja tersebut
dengan penuh semangat? Ada beberap hal
yang harus menjadi agenda utama dalam proses kepemimpinan kita, yang akan
menyentuh hati, jiwa dan semangat anggota team :
1.
Jaminan : Jaminan
kesehatan, jaminan kesejahtraan dan jaminan keselamatan. Semua anggota team
akan semangat untuk bekerja.
2.
Kebijakan : Pengetahuan yang relevan dan bisa memecahkan masalah. Pemimpin
harus terus mendorong anggota teamnya untuk meningkatkan pengetahuan yang relevan
dengan pekerjaan dan keahliannya, sehingga ia lebih mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan lebih efisien.
3.
Power : Kekuatan invidu, kekuatan team dan sharing kekutan antar anggota
team. Pemimpin harus terus mengeksplor kekuatan individu, kekuatan team dengan reward
yang baik.
4.
Petunjuk Lapangan yang jelas : Apa, Kenapa, Siapa, Kapan, Dimana, dan
bagaimana? Semua anggota team akan merasa terhargai dan bersemangat, jika ia
dilibatkan dalam penyusunan petunjuk lapangan (guidance) yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
5.
Syntropy : Menggali sumber kekuatan
dari dalam dan dari luar. Pempimpin seyogyanya memahami kukuatan apa yang ada
di dalam dan diluar organisasinya. Semua itu bisa digunakan untuk mempermudah
dan memperbaiki kinerja team, kadangkala pemimpin mengundang konsultan.
6.
Konsep : Menganalisa konsep yang ada
atau konsep dari pihak-pihak yang sudah berhasil (artefak). Pemimpin
bersama-sama anggota teamnya, harus menganalisa konsep yang diperlukan oleh
organisasinya.
POWER KEY-4: "Be
Disciplined and Willful!", Disiplinlah dan Penuh
harap (serius). Tidak akan pernah
berhasil suatu organisasi tanpa kedisiplinan, dan arahan yang jelas dari
pimpinan. Untuk itulah maka, perencanaan strategis diperlukan, agar semua
anggota team fokus pada pekerjaan yang menjadi prioritas untuk pencapaian visi
dan misi.
POWER KEY-5: "Behave
Yourself!" Memiliki kepribadian kuat, jujur, adil dan konsisten
terhadap orang lain.Satria (2009), menyatakan bahwa ada lima kata kunci (Key
Word) untuk kunci sukses dalam kepemimpinan. Kelima kata kunci tersebut
terangkum dalam satu kata “SERVE”. Dalam suatu organisasi apapun, kepemimpinan memegang peran
yang penting. Bahkan segala sesuatu akan bangkit dan jatuh karena kepemimpinan.
Salah satu konsep kepemimpinan yang ditawarkan oleh praktisi manajemen di
Amerika adalah konsep SERVE yang dalam bahasa Indonesia berarti
Melayani. Konsep utamanya ialah bahwa, apapun jabatan atau kedudukan formalnya,
orang-orang yang ingin menjadi pemimpin besar harus mempunyai sikap melayani
orang lain. Melalui buku "The Secret – Rahasia Kepemimpinan"
oleh Ken Blanchard dan Mark Miller, konsep SERVE dijelaskan secara singkat
tapi lugas.
SERVE
sendiri merupakan singkatan dari lima kata kunci yaitu:
·
S- See the Future (Melihat Masa Depan)
·
E- Engage and Develop Others (Libatkan dan Kembangkan Orang Lain)
·
R- Reinvent Continuously (Temukan Kembali Terus Menerus)
·
V- Value Results and Relationship (Hargai Hasil dan Hubungan)
·
E- Embody The Values (Mewujudkan Nilai)
Huruf pertama S- See the Future mempunyai makna bahwa para pemimpin harus bersedia
dan sanggup membantu orang-orang yang mereka melihat tujuannya, dan juga
keuntungan-keuntungan melangkah kearah sana..
Huruf kedua E dalam
SERVE menjelaskan bahwa Engange and Develop Others (Libatkan dan
Kembangkan Orang Lain) ada dua hal yaitu pertama, merekrut atau memilih orang
yang tepat untuk tugas yang tepat. Kedua, lakukan apapun yang diperlukan untuk
melibatkan hati dan kepala orang-orang
tersebut.
Kemudian ada huruf R singkatan dari Reinvent Continuously. Disinilah nilai kreativitas
pemimpin dilihat. Pemimpin harus bersedia tiga tahap : Tahap pertama, bersifat
pribadi. Beberapa pertanyaan utama yang harus diajukan adalah "Bagaimana
saya belajar dan tumbuh sebagai seorang pemimpin?" "Apa yang saya
lakukan untuk mendorong orang-orang dalam kelompok saya agar terus menerus
belajar dan menemukan kembali diri sendiri?". Tingkat penemuan kembali
yang kedua adalah sistem dan proses. Pertanyaan untuk diri sendiri dan anak
buah kita adalah "Bagaimana kita melakukan pekerjaan tersebut?"
Bagaimana dapat melakukannya dengan
lebih baik? Perubahan apa saja yang akan meningkatkan kemampuan kita untuk
melayani pelanggan dan juga satu sama lain? Akhirnya yang ketiga, melibatkan struktur
organisasi iu sendiri. Pertanyaan yang baik diajukan disini
adalah,"Perubahan struktur mana saja yang perlu kita tempuh untuk menjadi
lebih efisien dan efektif?"
Huruf V adalah
singkatan dari Value Results and Relationship (Hargai Hasil dan
Hubungan). Selanjutnya Dimas Ari Kurniawan Perdana (2009), dalam blog yang sama
menyatakan bahwa, Kita harus menghargai pelanggan kita lebih dahulu, dan nilai
itu akan menuntun perilaku kita dan menjamin keberhasilan kita terus menerus.
Huruf E terakhir ialah Embody Velue (Mewujudkan nilai). Ini adalah
sesuatu yang mendasar dan berlangsung terus menerus. Kalau kita kehilangan kredibilitas sebagai pemimpin,
potensi kepemimpinan kita akan sangat terbatas. Kita harus melakukan lebih
daripada sekedar merumuskan nilai-nilai tersebut, kita tidak boleh hanya
mengucapkannya, kita harus memperlihatkannya. Akhirnya, bagi para pemimpin yang
memimpin dengan tidak didasarkan pada kekuasaan atau jabatan sebaliknya,
kepemimpinan yang lahir dari hati yang melayani, maka merekalah ilham bagi semua orang dan bagi calon
pemimpin masa depan.
PEMBAHASAN
Jika
semua penyebab kegagalan kepemimpinan di atas kita klasifikasi, maka hasilnya
bisa di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.
Klasifikasi penyebab kegagalan kepemimpinan.
No
|
Penyebab
Kegagalan
|
Klasifikasi
|
1.
|
Pergeseran
fokus
|
Strategi
|
2
|
Miskinnya
komunikasi dg bawahan
|
Komunikasi
|
3
|
Takut ambil
resiko
|
Sikap
|
4.
|
Lupa etika
|
Nilai
|
5
|
Manajemen diri
|
Strategi
|
6
|
Kehilangan
cinta dan gairah
|
Seni
|
7
|
Tidak mampu
memimpin
|
Keterampilan
|
8
|
Tidak respon
thd usulan staf
|
Sikap
|
9
|
Tidak
Menghargai staf
|
Sikap
|
10.
|
Takut
tersaingi karyawan
|
Sikap
|
11
|
Tidak punya
ide kreatif
|
Keterampilan
|
12
|
Tidak pernah
memberi rewar
|
Sikap
|
13
|
Keinginan
hidup mewah
|
Sikap
|
14
|
Tidak setia
kawan
|
Sikap
|
15
|
Dipandu rasa
kuatir
|
Sikap
|
16
|
Pengangkatan
berdasarkan kedekatan, bukan atas dasar pengetahuan dan keterampilan
|
Perekrutan
|
17
|
Ketidak
pahaman terhadap faktor luar yang mengancam
|
Strategi
|
18
|
Tidak pekan
akan kebutuhan umum
|
Sikap
|
19
|
Tidak disiplin
|
Sikap
|
20
|
Ragu dalam
membuat keputusan
|
Sikap
|
21
|
Tidak sensitif
|
Sikap
|
22
|
Teralalu kaku
atau terlalu lunak pada bawahan.
|
Sikap
|
23
|
Arogan
|
Sikap
|
24
|
Terlalu banyak
bekerja, dan sedikit memimpin
|
Ketreampilan
|
25
|
Pilih Kasih
terhadap karyawan
|
Sikap
|
26
|
Tidak bisa
dipercaya
|
Nilai
|
27
|
Pendendam
|
Sikap
|
28
|
Manajerial
lemah
|
Keterampilan
|
29
|
Tidak mampu
memimpin strategis
|
Keterampilan
|
30
|
Menempatkan
posisi pegawai sembarangan
|
Keterampilan
|
31
|
Tidak mudah
beradaptasi
|
Keterampilan
|
32
|
Mempermalukan
anak buah
|
Sikap
|
33
|
Membuat aturan
tidak jelas
|
Keterampilan
|
34
|
Kurang sigap
|
Sikap
|
35
|
Mengutamakan
pendapat pribadi
|
Sikap
|
36
|
Terlalu
ambisius
|
Sikap
|
37
|
Cepat berpuas
diri
|
Sikap
|
38
|
Besar kepala
|
Sikap
|
Jika Tabel 1. di
atas kita rangkum maka hasilnya dilihat
pada tabel 2. Di bawah ini .
Tabel 2.
Frekuensi dan persentase dari berbagai jenis penyebab kegagalan kepemimpinan.
KATEGORI
|
FREKUENSI
|
PERSENTASE
|
RANGKING
|
22
|
57,9 %
|
1
|
|
Keterampilan
|
8
|
21.1 %
|
2
|
Strategi
|
3
|
7.9%
|
3
|
Nilai
|
2
|
5.3 %
|
4
|
Perekrutan
|
1
|
2.6%
|
5
|
Seni
|
1
|
2.6 %
|
5
|
Komunikasi
|
1
|
2.6 %
|
5
|
JUMLAH
|
38
|
100 %
|
|
Jika
tabel tersebut kita buat grafik, maka hasilnya lihat seperti grafik di bawah
ini :

Grafik 1.
Frekuesi faktor-faktor penyebab kegagalan dalam kepemimpinan.
Dari
grafik tersebut terlihat bahwa faktor sikap adalah faktor yang sangat utama dan
memberikan kontribusi terbesar dalam hal kegagalan kepemimpinan (57.9%)..
Mengapa demikian?.Mari kita perhatikan beberapa definisi dari kepemimpinan,
dalam buku “Kepemimpinan Dalam Organisasi” (Gary Yulk, 2001). :
1.
Kepemimpinan adalah
kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu
memberikan kontribusi demi efektivitas dan keberhasilan organisasi. (House
et. Al., 1999, h 184).
2.
Kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir untuk mencapai
sasaran. (Rauch &Behling, 1984, h 46).
3.
Kepemimpinan adalah
sikap dan perilaku individu untuk mengarahkan aktivitas kelompok dalam mencapai
sasaran bersama (Hemphill & Couns, 1977, h.7).
Dari
ketiga definisi terebut jelas, bahwa
kepemimpinan pada hakekatnya adalah kemampuan individu untuk menggerakan
orang lain untuk melakukan sesuatu sasaran tertentu. Orang-orang atau bawahan
kita akan bergerak dan melakukan sesuatu dengan baik, jika ia merasa
termotivasi untuk melakukan hal tersebut. Rogers (1976), menyatakan bahwa orang
akan termotivasi untuk melakukan sesuatu dengan rela dan baik, jika hatinya
tersentuh”. Sikap seperti apa yang bisa menyentuh hati bawahan, sehingga ia mau melakukan sesuatu
dengan baik ?
1.
Sikap terhadap masalah
(keberanian dalam mengambil segala resiko)
2.
Sikap pemimpin yang
respon terhadap usulan staf.
3.
Sikap pemimpin yang
takut tersaingi atau terancam oleh bawahannya.
4.
Sikap pemimpin yang
arogansi dan besar kepala.
5.
Sikap pilih kasih,
pendendam, ambisius dan sikap-sikap lainnya.
Tabel
3. Klasifikasi kunci sukses dari
kepemimpin.
No
|
Penyebab
Kegagalan
|
Klasifikasi
|
1.
|
Jadilah orang yang selalu ditiru & diikuti
oleh banyak orang
|
Strategi
|
2
|
Buatlah visi untuk masa depan
|
Strategi
|
3
|
Ciptakan inspirasi dan ide yang cemerlang
|
Strategi
|
4.
|
Buatlah orang lain merasa penting dan merasa di hargai
|
Sikap
|
5
|
Gunakan nilai-nilai sebagai pedoman hidup, dan
bertindaklah selalu dengan etik.
|
Nilai
|
6
|
Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk perbaikan
yang terus menerus
|
Keterampilan
|
7
|
Ciptakan ruang dengan harapan dan keteladannmu
|
Sikap
|
8
|
Berikan kesempatan pada orang-orang untuk tumbuh
dan berkembang, baik baik secara personal atau profesionalisme
|
Sikap
|
9
|
Perlakukan orang dengan rasa cinta dan kasih
sayang
|
Sikap
|
10.
|
Simplify The Complex!
|
Keterampilan
|
11
|
Bangung visi baru yang betul-betul menyentuh
kepentingan lembaga dan semua karyawan
|
Strategi
|
12
|
Bakar semangat semua anggota team
|
Motivasi
|
13
|
Disiplinlah dan Penuh harap
|
Sikap
|
14
|
kepribadian kuat, jujur, adil
& konsisten terhadap orang lain.
|
Nilai
|
15
|
Melihat Masa Depan
|
Strategi
|
16
|
Libatkan dan Kembangkan
Orang Lain
|
Sikap
|
17
|
Perbaikan yang Terus Menerus
|
Keterampilan
|
18
|
Hargai Hasil dan Hubungan
|
Sikap
|
19
|
Mewujudkan Nilai
|
Nilai
|
20
|
Menghargai pendapat orang lain secara bijak.
|
Sikap
|
Jika
Tabel 1. di atas kita rangkum maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 2. Di
bawah ini. Tabel 4. Frekuensi dan persentase dari berbagai jenis penyebab keberhasilan
dari kepemimpinan seseorang.
FREKUENSI
|
PERSENTASE
|
RANGKING
|
|
Sikap
|
9
|
45 %
|
1
|
Keterampilan
|
3
|
15 %
|
3
|
Strategi
|
4
|
20 %
|
2
|
Nilai
|
3
|
15 %
|
4
|
Motivasi
|
1
|
5 %
|
5
|
JUMLAH
|
20
|
100 %
|
|
Jika tabel di
atas kita buat menjadi grafik, hasilnya bisa di lihat pada Grafik 1. Di bawah
ini :

Grafik 2.
Frekuensi faktor-faktor kunci, untuk keberhasilan kepemimpinan.
Jika
kita perhatikan grafik 2. di atas, maka akan terlihat bahwa faktor “Sikap
Pemimpin” merupakan faktor utama untuk mencapai keberhasilan pemimpin. Sikap
pemimpin jauh lebih penting dibanding keterampilan, strategi, nilai dan
motivasi. Sekali lagi karena sikap akan
sangat mempengaruhi motivasi seluruh stafnya.. Jika sikap sudah baik, maka hal
yang mesti dilakukan adalah membuat visi yang jelas, dan mengakomodir seluruh
kepentingan lembaga dan staf, maka proses sosialisasi menjadi sangat penting,
agar semua staf memiliki fokus perjuangan yang sama dengan lembaga yang ia
pimpin. Keterampilan mengaplikasikan seluruh sikap dan strategi kedalam bentuk
keterampilan dan tindakan nyata, ada kunci sukses kepemimpinan berikutnya.
Seorang pemimpin harus mampu menjabarkan seluruh visi dan misi kedalam bentuk
kegiatan nyata yang bermanfaat buat lembaga dan seluruh stafnya, dan dipandu oleh nilai-nilai kejujuran,
nilai-nilai lain.
Prof.
A. Sanusi (Direktur PPs Uninus /mantan Rektor UPI Bandung), menjelaskan bahwa
ada tujuh nilai penting yang harus dipegang teguh oleh para pemimpin, yaitu :
Nilai etis, estetis, logik, theologik,
teleologik, fisik dan ekonomis. Kelima nilai tersebut harus menyatu
dalam diri pemimpin, yang teraplikasi dan bentuk sikap dan perbuatan pemimpin. Coba
kita cermati kategori sikap seperti apa, yang paling penting kita terapkan ?
Tabel
5. Kategori sikap pemimpin terhadap staf, terhadap diri dan masalah.
No
|
Penyebab
Kegagalan
|
Klasifikasi
|
Sikap
terhadap?
|
1
|
Ciptakan inspirasi dan ide yang cemerlang
|
Sikap
|
Masalah
|
2
|
Buatlah orang lain merasa penting dan selalu
merasa di hargai
|
Sikap
|
Staf
|
3
|
Ciptakan ruang dengan harapan dan keteladannmu
|
Sikap
|
Staf
|
4
|
Berikan kesempatan pada orang-orang untuk tumbuh
dan berkembang, baik baik secara personal atau profesionalisme
|
Sikap
|
Staf
|
5
|
Perlakukan orang dengan rasa cinta dan kasih
sayang
|
Sikap
|
Staf
|
6
|
Disiplinlah dan Penuh harap
|
Sikap
|
Diri
|
7
|
Hargai Hasil dan Hubungan
|
Sikap
|
Staf
|
8
|
Menghargai pendapat orang lain secara bijak.
|
Sikap
|
Staf
|
9
|
Takut ambil resiko
|
Sikap
|
Masalah
|
10
|
Tidak respon thd usulan staf
|
Sikap
|
Staf
|
11
|
Tidak Menghargai staf
|
Sikap
|
Staf
|
12
|
Takut tersaingi karyawan
|
Sikap
|
Staf
|
13
|
Tidak pernah memberi reward
|
Sikap
|
Staf
|
14
|
Keinginan hidup mewah
|
Sikap
|
Diri
|
15
|
Tidak setia kawan
|
Sikap
|
Staf
|
16
|
Dipandu rasa kuatir
|
Sikap
|
Diri
|
17
|
Tidak pekan akan kebutuhan umum
|
Sikap
|
Staf
|
18
|
Tidak disiplin
|
Sikap
|
Diri
|
19
|
Ragu dalam membuat keputusan
|
Sikap
|
Diri
|
20
|
Tidak sensitif
|
Sikap
|
Staf
|
21
|
Teralalu kaku atau terlalu lunak pada bawahan.
|
Sikap
|
Diri
|
22
|
Arogan
|
Sikap
|
Diri
|
23
|
Pilih Kasih terhadap karyawan
|
Sikap
|
Staf
|
24
|
Pendendam
|
Sikap
|
Diri
|
25
|
Mempermalukan anak buah
|
Sikap
|
Staf
|
26
|
Kurang sigap
|
Sikap
|
Diri
|
27
|
Mengutamakan pendapat pribadi
|
Sikap
|
Masalah
|
28
|
Terlalu ambisius
|
Sikap
|
Diri
|
29
|
Cepat berpuas diri
|
Sikap
|
Diri
|
30
|
Besar
kepala
|
Sikap
|
Diri
|
Jika
data tentang frekuensi sikap pemimpin
pada tabel 3. tersebut kita rangkum, maka akan diperoleh gambaran seperti
pada tabel 4. Di bawah ini. Tabel 6. Rangkuman sikap pemimpin terhadap staf,
diri dan masalah yang dihadapinya, selama proses kepemimpinan.
Sikap
Terhadap siapa?
|
FREKUENSI
|
PERSENTASE
|
RANGKING
|
Staff
|
15
|
50 %
|
1
|
Diri
|
12
|
40 %
|
2
|
Masalah
|
3
|
10 %
|
3
|
JUMLAH
|
30
|
100 %
|
|
Jika
data pada tabel 4. Tersebut kita buat grafik, maka hasilnya bisa kita lihat
pada grafik di bawah ini.

Grafik
3. Persentase sikap pemimpin terhadap staf, diri dan masalah, yang didasarkan
pada faktor kegagalan dan kunci sukses dalam kepemimpinan.
Dari
grafik 4. Di atas jelas terlihat bahwa sikap yang paling penting adalah sikap
pemimpin terhadap staf, di ikuti oleh sikap pemimpin terhadap dirinya sendiri,
dan terkahir sikap pemimpin terhadap masalah yang dihadapinya. Seperti yang
sudah dijelaskan di bagian atas, bahwa sikap pemimpin terhadap staf yang
dipimpinnya, adalah faktor utama kegagalan dan sekaligus faktor keberhasilan
pemimpin tersebut. Sikap pemimpin yang tidak baik terhadap bawahannya (staf),
merupakan faktor utama dari kegagalan seorang pemimpin. Jadi seorang pemimpin
yang sikap terhadap bawahannnya kurang baik, akan dibenci dan ditinggalkan
bawahannnya, walaupun ia memiliki strategi dan keakhlian memimpin yang luar
biasa.
Sebaliknya seorang peimimpin yang sikapnya
baik terhadap bawahannya, ia akan di hormati, dikagumi, dan disayangi oleh
seluruh bawahannya, walapun ia kurang
begitu terampil dalam membuat strategi, visi dan misi. Kelemahan pemimpin bisa
dilengkapi oleh kekuatan anak buahnya. Sikap selanjutnya yang harus dimiliki oleh
pemimpin adalah sikap baik terhadap dirinya sendiri, seperti disiplin, reward
terhadap dirinya sendiri, berpikir positif, penuh dengan semangat, tidak
kenal putus asa,dan lain-lan. Ia memiliki sikap tenang, percaya diri, dan muka
yang ramah terhadap siapapun.
Guru Besar
Uninus, Dedi Mulyasana (2010), mengkategorikan ini pada kelompok Kepemimpinan
Interpersonal, atau Kepemimpinan Pribadi. Kita bisa menyebut hal ini
“Kecerdasan untuk mengurus diri sendiri”
Terakhir
adalah sikap pemimpin terhadap masalah. Pemimpinan yang baik, sangat berani
dalam menghadapi masalah. Ia selalu mencari ide yang cemerlang untuk mengatasi
berbagai masalah yang dihdapinya. Ia berani untuk mengambil resiko, tentu
dengan menggunakan segala pertimbangan yang ada. Ia tidak pernah berlari dari
masalah. Ia memiliki sikap baik dan berani dalam menghadapi berbagai masalah.
Ia memiliki ketrampilan tinggi dalam mengurai, mengklasifikasi dan membuat
prioritas masalah yang harus dipecahkan segera.
Setelah
kita memahami betapa penting sikap
pemimpin terhadap bawahannya, maka pertanyaan pentingnya adalah “ bagaimana
kita bisa merubah sikap dan perilaku kita terhadap bawahannya”. Pertanyaan ini sangat mudah di jawab oleh
siapapun, tetapi susah untuk diterapkan menjadi kebiasaan yang mendarah daging
pada pemimpin.
Goleman
(2002), untuk merubah sikap, kita perlu menerapkan “Theory of Self-Directed Learning”,
atau theori tentang cara belajar langsung oleh diri sendiri, seperti
digambarkan pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Cara mudah untuk mencapai kepemimpinan primal.
![]() |


Gambar 1
tersebut di atas bisa dijelaskan secara
rinci sebagai berikut :
1.
Kita
diminta untuk mengambarkan diri yang ideal yang kita harapkan itu seperti apa?
Atau bisa juga dengan pertanyaan, ”Kita ini mau menjadi seperti siapa?
2.
Kita
diminta untuk mengoreksi ”apa kekuatan yang sudah kita miliki”.
3.
Cek
Apa kekuatan yang kita miliki. Lalu Cek juga kekuatan yang diharapkan oleh kita
tetapi belum kita miliki.
4.
Pikirkan
gap apa kita miliki, antara diri yang
ideal dengan diri kita sekarang ini?
5.
Menyusun
agenda pembelajaran. Apa yang ingin diperkuat lagi sehingga bisa menjadi
pemimpin yang ideal? Dan bagaimana mengurangi gap antara kondisi ideal dengan
kekurangan kita?
6.
Mencoba-coba
menerapkan kebiasaan baru yang kita inginkan, cara berpikir baru yang kita
inginkan, dan kepekaan rasa yang baru yang kita harapkan.
7.
Mencoba
mempraktekan kebiasaan, cara berpikir dan
kepekaan rasa yang baru.
8.
Pada
setiap akhir tahapan kita harus melakukan refleksi, dengan menggunakan
pertanyaan : a. Apakah sudah terumuskan dengan baik dan jujur?; b. apakah sudah
di tuliskan,di renungkan, diucapkan atau dipraktekan?.
Lebih detilnya bisa dilihat pada anak panah seperti di
bagan tersebut. Hal yang sangat penting adalah proses di atas harus dilakukan
terus menerus dan didorong dengan motivasi yang kuat untuk merubah sikap,
prilaku, cara berpikir dan semua kebiasaan yang kurang baik. Siklus tersebut
sangat mudah untuk di pahami, ”Pikirkan kondisi ideal apa yang ingin diwujudkan
dalam diri kita, rancang pembelajaran yang ingin diterapkan berdasarkan
kekuatan dan kelemahan yang kita miliki, dihubungkan dengan kondisi ideal yang
ingin kita wujudkan. Lanjutkan dengan percobaan berkali-kali dan memprakteknnya
di dalam proses berhubungan dengan para staf.
KESIMPULAN
Berdasarkan
kajian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa faktor penyebab kegagalan pemimpin, secara berturut-turut adalah :
1). Sikap pemimpin yang kurang baik; 2).Kurangnya keterampilan memimpin;
3).Strategi yang kurang baik dan kurang tersosialisasikan; 4).Pelanggaran
terhadap nilai-nilai; 5).Perekrutan pemimpin yang kurang baik; 6).Lemahnya seni
memimpin; 7).Komunikasi pemimpin yang kurang baik dengan bawahannya.
Sementara
itu, kunci keberhasilan kepemimpinan, secara berut-turut mulai dari yang
berkontribusi paling besar,adalah: 1).Sikap baik pemimpin; 2).Strategi yang
baik; 3).Keterampilan pemimpin;4).Keteguhan pemimpin dalam memegang nilai-nilai
kepemimpinan; dan 5).Kemampuan memotivasi yang dimiliki oleh pemimpin.
Sikap
pemimpin adalah faktor utama yang menyebabkan kegagalan kepemimpinan, dan
sekaligus faktor utama yang menyebabkan keberhasilan kepemimpinan.
Ada
tiga jenis sikap pemimpin : Sikap pemimpin terhadap stafnya, sikap pemimpin
terhadap dirinya, dan sikap pemimpin terhadap masalah yang dihadapinya. Sikap
pemimpin terhdap stafnya merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pemimpin (50% dari keseluruhan sikap yang ada).
Sikap
pemimpin terhadap stafnya, akan sangat mempengaruhi motivasi staf dalam
melakukan semua pekerjaan di lembagainya. Pekerjaan seberapa beratpun akan bisa
dikerjakan dengan baik, jika seluruh stafnya memiliki motivasi yang kuat. Tugas
utama pemimpin adalah memotivasi dan menggerakkan seluruh staf, untuk mencapai
tujuan lembaga yang sudah dirumuskan dan disepakati bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1989. Komunikasi
dan pembangunan : Perspektif Kritis. LP3ES. Jakarta.
Goleman,
Daniel. 2002. The New Leader :
Transforming the art of leadership into
the science of results. Litle Brown Press. London.
Gibson, L, James
et all. 1996. Organisasi (Edisi Kedelapan).
Heathfield, M, Susan. (2009). Secret of
leasership. (Online). Tersedia:
(http://74.125.153.132/search?q=cache:http://humanresources.about.com/od/leadership/a/leader_success.htm). (3
maret 2010).
Nugroho,
Siswono. (2009). (online).
Tersedia :
Reeves, B,
Douglas. 2002. The Leaders’s Guide to Standars.
Jossey Bass. San
Franciso. Amerika Serikat.
Hughes, L,
Richard et all. 2009. Leadership :
Enhancing the Leasson of Experience.
MC Graw Hill. San Francisco. Amerika
Serikat.
Ricard, Deny. (2001). 12 Major
Causes of Failure in Leadership.
(Online).Tersedia:
2010).
Scott, C.
2008. Jika anda Ingin menjadi Manusia
Seutuhnya, Inilah Pedomannya.
Diva Press. Jogyakarta.
Sambon, Mark.
(2009). Failure of Leadership. (online). Tersedia:
Thomas,
Bill. (2004), Five power Keys for leadership success. (Online). Tersedia:
http://www.healthstatus.com/articles/5_Power_Keys_For_Leadership_Success.htm
(4 Maret 2010).
Satria (2009), Lima
kata kunci (keyword) rahasiah kepemimpinan. (Online).
Yulk,
Gary. 2007. Kepimpinan dalam organisasi. PT.
Indeks. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar