Kamis, 11 Februari 2016

FAKTOR KEGAGALAN DAN KUNCI SUKSES DALAM KEPEMIMPINAN Dr. M. Ihsan Dacholfany, M.Ed (Dosen Kopertais Wilayah I DKI Jakarta)


FAKTOR KEGAGALAN DAN KUNCI SUKSES
DALAM KEPEMIMPINAN
                                                ==========================================
Dr. M. Ihsan Dacholfany, M.Ed
(Dosen Kopertais Wilayah I DKI Jakarta)

ABSTRAK
Banyak sekali pemimpin yang pada awal kepemimpinannya dinyatakan sukses dan dikagumi banyak orang, tetapi akhirnya harus jatuh dan gagal dalam proses kepemimpinannya. Apa saja yang menjadi faktor penyebab kegagalan dan kesuksesan seseorang dalam proses kepemimpinannya?. Kajian ini dilakukan oleh penulis dengan mengamati sejarah kepemimpinan dari beberapa tokoh, wawancara dengan beberapa akhli dibidang kepemimpinan dan kajian data sekunder dari beberapa buku dan informasi dari internet. Berdasarkan kajian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kegagalan pemimpin, secara berturut-turut  adalah : 1).Sikap pemimpin yang kurang baik; 2).Kurangnya keterampilan memimpin; 3). Strategi yang kurang baik dan kurang tersosialisasikan; 4). Pelanggaran terhadap nilai-nilai; 5). Perekrutan pemimpin yang kurang baik; 6). Lemahnya seni memimpin; 7).Komunikasi pemimpin yang kurang baik dengan bawahannya. Sementara itu, kunci keberhasilan kepemimpinan, secara berut-turut mulai dari yang berkontribusi paling besar,adalah: 1).Sikap baik pemimpin; 2). Strategi yang baik; 3). Keterampilan pemimpin; 4). Keteguhan pemimpin dalam memegang nilai-nilai kepemimpinan; dan 5). Kemampuan memotivasi yang dimiliki oleh pemimpin.

Mayoritas pemimpin yang pada awal kepemimpinannya dinyatakan sukses dan dikagumi banyak orang, tetapi akhirnya harus jatuh dan gagal serta baru diketahui bagaimana cara  ia memimpin dalam proses kepemimpinannya. Sebagai contoh, Presiden Suharto yang pada awal kepemimpinannya banyak dikagumi banyak pihak, akhirnya harus turun dengan paksa dari puncak kepemimpinannya. Presiden Amerika Serikat, Nixon, akhirnya juga harus turun dari jabatan kepresidenan karena terkait kasus watergate dan masih banyak lainnya.
Apa yang menyebabkan para pemimpin di dunia ini gagal dalam masa kepemimpinannya? Hal apa saja yang tidak diperhatikan oleh mereka, sehingga mereka harus gagal da lengser dari kursi kepemimpinannya bahkan namanya dulu harum sehingga menjadi bahan cemohan  banyak orang. Hal ini sangat penting kita pelajari, supaya hal-hal penyebab kegagalan tersebut tidak terulang oleh kita dalam menjalankan kepemimpinan sesuai dengan kapasitas kesempatan yang kita miliki.
            Sementara itu, di tempat lain, banyak juga para pemimpin yang dinyatakan sukses dari keseluruhan masa kepemimpinannya, seperti Presiden Mandela yang berhasil memimpin negara Afrika Selatan dan terlepas dari masalah apartheid, Likuan-yu berhasil memajukan negara Singapura menjadi negara maju di Asia Tenggara, Mahatir Muhamad yang berhasil menata ulang negara Malaysia dan maju pesat di berbagai bidang kehidupan.
            Nabi Muhammad Saw. Pada saat ini banyak diakui sebagai pemimpin umat yang paling berpengaruh di Dunia. Meskipun beliau telah wafat ratusan tahun, umatnya terus bertambah dan ajarannya masih dianut oleh berbagai bangsa di dunia.
            Pertanyaan lain, mengapa banyak di dunia ini para pemimpin yang sukses dalam masa kepemimpinannya? Rahasiah apa yang mereka miliki, sehingga berhasil dengan sukses menjalankan kepemimpinannya. Ini juga sangat penting kita pelajari, supaya kita bisa belajar dari kesuksesasan para pemimpin tersebut, dan mempercepat keberhasilan kita di lapangan.
            Pada artikel  ini akan dibahas beberapa hal yang menyebabkan kegagalan dan kunci sukses dalam proses kepemimpinan. Makalah ini bersumber dari beberapa jurnal, dokumen, dan buku yang diperoleh dari internet dan buku teks.

TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari penyajian makalah ini adalah untuk menyediakan bahan diskusi  bagi semua teman-teman, dalam mempertajam pengetahuan, tentang kepemimpinan, khususnya  tentang  “Kegagalan dan kunci Sukses dalam kepemimpinan”. Tujuan lain agar kita bisa belajar, bagaimana cara menghindar dari penyebab kegagalan tsb, dan sekaligus kita bisa belajar dari berbagai kesuksesan para pemimpin dunia.

PEMBATASAN  MASALAH
Pembahasan dalam makalah ini akan dibatasi oleh tiga  pertanyaan : A. Apa saja yang menyebabkan kegagalan seorang pemimpin?; B. Kunci sukses apa saja yang menyebabkan keberhasilan dalam proses kepemimpinan; C. Bagaimana kita bisa belajar dari kegagalan dan kesuksesan beberapa pemimpin.  Karena kepempinan ini bersifat universal, pembahasan  makalah ini tidak akan dibatasi oleh kepemimpinan dalam pendidikan saja, supaya pembahasannya lebih detil dan lebih lengkap.
A.     KEGAGALAN DALAM KEPEMIMPINAN
Banyak sekali informasi dan dokument di dalam internet yang membahas tentang kegagalan dalam proses kepemimpinan. Menurut beberapa sumber tersebut, kegagalan kepemimpinan disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya adalah :

1.      Pergeseran Fokus. Pergesaran fokus ini bisa terjadi dengan beberapa cara:
·               Pemimpin kehilangan pandangan, karena terperangkap oleh kekayaan dan kemasyhuran.
·         Pemimpin biasanya memiliki pandangan yang besar dan menyeluruh, tetapi bisa tergelincir pada pekerjaan yang kecil yang sebenarnya bisa didelegasikan pada bawahannya. Ini biasanya terjadi karena kekurang percayaan pada bawahan.
2.      Miskinnya komunikasi
·      Pemimpin tidak mampu mengkomunikasikan visi dan misinya..
·      Pemimpin tsb tidak memiliki visi dan misi yang jelas.
·       Dua kalimat yang harus digunakan dalam berkomunikasi adalah: 1) katakan  “ Apa yang anda maksud?”;  2). Artikan “ Apa yang anda katakan”.  Jika kita seorang staff, dan belum paham apa yang dimaksud oleh pimpinan, kita bisa bertanya langsung” Apa yang bapak Maksud”, atau Apa maksudnya begini pak?. Ini akan mengurangi kesalah pahaman.  Jangan sampai kita sudah melakukan sesuatu dengan baik, tetapi bukan itu yang dimaksud oleh pimpinan kita. Sebaliknya jika kita menjadi seorang pemimpin, kita juga bisa bertanya, “ Apa yang sudah saya sampaikan tadi bisa dipami dengan baik?”, Bisakah anda membantu saya menjelasakan kembali apa yang anda pahami dari apa yang sudah saya sampaikan tadi”.  Kalimat tanya ini sangat penting di sampaikan untuk mengevaluasi pemahaman staff kita.
3.      Ketakutan dalam mengambil resiko.
·      Sering para pemimpin dalam menjalankan roda kepemimpinannya di pandu oleh kekuatiran yang sangat tinggi, bukan oleh hasrat ingin berhasil. Pempimpin yang pada tahap awalnya memimpin lembaganya dengan sukses, sering dipandu oleh pertanyaan, “Bagaimana saya supaya bisa memperpanjang jabatan?, apa yang tidak boleh saya lakukan?,”.
·      Jika ia dipandu oleh rasa kekuatiran, maka ia tidak akan berani mengambil resiko yang layak, yang seharusnya ia lakukan. Ia akan terlalu berhati-hati, dan sangat lamban dalam membuat keputusan. Ia tidak akan pernah berinovasi dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Hal yang terpikir olehnya hanya memperpanjang jabatan. Ia hanya melakukan sesuatu hal yang benar-benar aman dan tidak beresiko atau ia mempertahankan statusnya sebagai pejabat dengan  mengangkat kroninya.
·      Hal ini sangat penting dipahami oleh kita, sebagai calon pemimpin, “Mencoba ambil resiko dan berhasil atau diam saja dan tunggu kehancuran  karena rasa kuatir?”. Memang pemimpin yang bijaksana tidak akan pernah rela melihat kehancuran dari apa yang pernah ia capai, sehingga ia harus membuat kebijakan yang sangat hati-hati dan tidak semborono. Ia harus berani maju kedepan menggapai mimpi (Visi), dan mengukur resiko secara rasional. Bukankah kita tidak akan pernah  rela, semua hancur karena penuh rasa kuatir. 
4.      Lupa Etika (Khilaf).
·      Kredibilitas pemimpin sebenarnya adalah gabungan dari “Apa yang ia mampu kerjakan  dan karakter yang ia miliki”. Gabungan ke dua hal itu akan menciptakan integritas kepemimpinan. Kegagalan kepemimpinan, akan terjadi ketika ia tidak mampu memadukan “Karakter yang ia miliki dengan apa yang ia mampu kerjakan”. Pemimpin yang memiliki karakter dan hati yang baik, tidak akan pernah berhasil memimpin dengan baik, jika tidak disertai dengan keberanian dan kemampuan melakukan tindakan yang bijaksana.
·      Prinsip yang paling penting dalam proses kepemimpinan adalah adanya “Integritas”, yaitu, kesesuaian antara karakter dan prilaku pemimpin.  Jika integritas kepemimpinan manjadi prioritas utama selama masa kepemimpinannya, dan etika menjadi pedomanan utama yang tidak bisa di tawar lagi,  maka akan dihasilkan “Greeter Good” atau sesuatu yang sangat baik. Tetapi sebaliknya, jika “hasil saja” yang lebih diutamakan di banding dengan proses pencapaiannya, maka disitu letak peluang kegagalan dalam kepemimpinanya. 
·      Sering para pemimpin menganggap bawahannya hanya sekedar bidak-catur, yang bisa dikorbankan untuk memperoleh hasil yang diharapkan oleh pemimpin.Ia melakukan berbagai manipulasi dalam proses kepemimpinannya.  Lambat laun ia akan kehilangan empati dan dukungan dari bawahannya., ersembunyi dalam ketenarannya, untuk menutup rasa bersalah dan kekhilapannya.
·      Jika kita  ingin menjadi pemimpin yang selalu menjaga mutu kerja dan kredibilitas kepemimpinan kita.  Apakah di sana (dalam hati kita) ada area konflik antara apa yang kita percayai dengan apa yang telah kita kerjakan ?. Apakah disana sudah ada kompromi untuk menyatukan keduanya, dengan pedoman etika?
5.      Manajemen diri yang lemah.
·               Akan sangat tragis jika seorang pemimpin tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Tidak seorangpun yang lebih tahu dan peduli akan dirinya, selain dirinya sendiri. Ia harus bisa mengukur kemampuan dirinya. Biasanya ia merasa sangat super, yang lain dianggapnya bodoh dan tidak tahu..
·                Ketika diri seorang pemimpin merasa lelah, dan gagal untuk menjaga dirinya sendiri, baik fisik, psikologi, emosi, mental, dan rohani, maka itu adalah awal dari kehancuran dan kegagalan dalam kepemimpinannya.
·               Ia tidak  memiliki jadwal yang jelas untuk pekerjaannya dan jadwal untuk diri sendiri. Ia tidak bisa mengelola diri sendiri sehingga tidak bisa menjadi suri tauladan seperti mengisi dan membuat daftar hadir sebagai bukti kedisiplinan.
6.      Kehilangan cinta dan gairah untuk memimpin.
·         Penyebab kegagalan kepemimpinan lainnya akan terjadi jika ia kehilangan cinta dan mimpi dalam memegang tampu kepemimpinan. Jika memimpin dengan kecintaan maka semua pekerjaan akan dilakukan dengan ceria dan semangat.
·         Cinta dan mimpi adalah dua hal penting yang diperlukan untuk meningkatkan motivasi kerja. Bagaimana ia bisa memiliki motivasi untuk memimpin jika ia tidak menyukai pekerjaan dan tidak memiliki visa yang ia impikan.
·         Ada tiga pertanyan penting, sebagai bahan refleksi : 1). Apa yang dulu mendorong ia berminat untuk memegang kepemimpinan? Apakah ada alasan yang berubah? Apakah ia masih ingin memegang jabatan pemimpin tersebut?
     Sumber lainl lain yang berjudul “ 12 Major Causes of Failure in Leadership” yang di dapat dari website  http://www.1000advices.com/guru/leadership failure 12c_rd.html, di jelaskan bahwa ada 12 hal penting yang menyebabkan kegagalan seorang pemimpin, yaitu : 1. Ketidak mampuan dalam memimpin organisasi secara efektif. 2. Kemalasan untuk merespon apa yang bawahan (staf) usulkan. 3. Tidak menghargai prestasi karyawan. 4. Takut tersaingi oleh bawahan, 5.Kurang memiliki pikiran dan ide yang kreatif .6.Tidak pernah memberikan “reward” atau penghargaan.7. Keinginan hidup mewah dan gila hormat.  8.Ketidak setiaan pada teman sejawat. 9.Lebih menekankan pada otoritas kepemimpinan, yang dipandu oleh rasa kekuatiran.10.Lebih menekankan pada posisi jabatan, dibandingkan dengan penekanan pada pengetahuan dan keahlian 11.Ketidakpahaman terhadap faktor-faktor luar yang bisa merusak lembaga yang dipimpinnya.12. Kurang peka terhadap kebutuhan umum.
      Siswono Nugroho (2009), menjelasakan bahwa kegagalan pemimpin disebabkan adanya pelanggaran dari ungkapan “Ing ngarso sung tulodho”, yang digagas oleh mahaguru Kihajar Dewantara. Selanjutnya Siswono menjelaskan bahwa, maksudnya dari ungkapan  terebut yang berhubungan dengan kegagalan pemimpin di  segala bidang,  “siapapun yang berada di depan, harus mampu menjadi teladan yang baik”. 
          Ada banyak hal yang menjadi ciri  kegagalan seorang pemimpin, di antaranya  : 1. Kurang disiplin (tidak jadi suri tauladan yang baik), 2. Mengambil keputusan yang dengan emosi (“payah”). 3.  Tidak sensitif keadaan staf, 4. Terlalu kaku atau terlalu lunak. 5.Arogan (sombong) dan dingin.6. Terlalu banyak bekerja dan sedikit memimpin. 7. Pilih kasih. (tidak adil), 8. Tidak bisa dipercaya (janji palsu), 9.Pendendam (sulit memaafkan orang lain), 10. Manajerial lemah. 11. Tidak mampu berpikir strategis. 12. Menempatkan posisi pegawai sembarangan. 13. Tidak mudah beradaptasi (mampu mengerti perbedaan). 13. Mempermalukan anak buah.14. Membuat aturan yang tidak jelas. 15. Kurang sigap terhadap masalah. 16. Mengutarakan pendapat pribadi (Jangan campur adukkan masalah pribadi dalam pekerjaan),17.Terlalu ambisius (mengorbankan orang lain yang jadi saingannya), 18. Cepat berpuas diri. 19. Besar kepala (merasa paling benar).
B. RAHASIAH DAN KUNCI SUKSES DALAM KEPEMIMPINAN
Susan M. Heathfield (2005) , menyatakan bahwa : “ kunci sukses tentang kepemimpinan bisa kita pelajari dari pengalaman pemimpin hebat, dari seminar, buku-buku, artikel atau cerita sukses seseorang.  Gaya kepemimpinan orang hebat tersebut merupakan hasil dari penggabungan antara potensi bawaan yang diasah dengan berbagai pengalaman (natural) dan hasil pembelajaran tentang kepemimpinan. Penggabungan ke dua hal tersebut akan menjadi “gaya kepemimpinan” atau “Leadership style”.
Selanjutnya Susan M. Heatfield, menjelaskan tentang beberapa  rahasiah dan kunci penting untuk menjadi pemimpin yang sukses, diantaranya adalah :
1.      Jadilah orang yang selalu ditiru dan diikuti oleh banyak orang.  Ia harus menjadi teladan bagi orang-orang disekitarnya.
2.      Buatlah visi untuk masa depan. Visi itulah yang akan menyatukan semua orang yang ada di bawah pimpinannya.
3.      Ciptakan inspirasi dan ide yang cemerlang untuk mengatasi berbagai permasalahan . Ia tidak pernah kehabisan ide dan inspirasi untuk menciptakan sesuatu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
4.      Buatlah orang lain merasa penting dan selalu merasa di hargai.  Orang-orang yang dihargai, akan terus berkarya dan bekerja dengan sebaik-baiknya, karena ia merasa di hargai dan merasa dipentingkan dalam kehidupannya.
5.      Gunakan nilai-nilai sebagai pedoman hidup, dan bertindaklah selalu dengan etik. Pemimpin yang selalu memegang nilai dan etika dalam sikap dan prilakunya, akan mendapat simpatik dari seluruh pihak disekelilingnya.
6.      Ciptakan ruang dengan harapan. Ia tidak pernah putus ada dalam menghadapi segala kesulitan dan hambatan seberat apapun.
7.      Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk perbaikan yang terus menerus. Ia selalu medorong orang sekitarnya tampil berani dan mencoba hal baru, dengan keberanian mangambil resiko. Kegagalan adalah langkah maju untuk berhasil.
8.      Berikan kesempatan pada orang-orang untuk tumbuh dan berkembang, baik baik secara personal atau profesionalisme. Ia selalu memberikan kesempatan pada bawahannya untuk maju dan mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.
9.      Perlakukan orang dengan rasa cinta dan kasih sayang. Kadang kala ia juga memerahi anak buahnya, tetapi semua dilakukan untuk perbaikan dan pendidikan.
Bill Thomas (2007), menjelaskan ada lima point penting yang menjadi kunci sukses sekaligus kekuatan (power) untuk dalam proses kepemimpinan, yaitu :
POWER KEY-1: "Simplify The Complex!" by systematically investigate, evaluate, map, organize and commumasicate solutions. Pemimpin harus mampu membuat masalah yang rumit, menjadi sederhana, yaitu dengan melakukan investigasi yang sistematik, proses evaluasi yang sistematik, proses memetakan masalah dan kekuatan (SWOT) yang sistematik,  mengorganisir kekuatan dan peluang untuk mengatasi masalah dan ancaman, serta mengkomunikasikan pada seluruh bawahannya.
POWER KEY-2: "Envision New Vistas!" Bangun visi baru yang betul-betul menyentuh kepentingan lembaga dan semua karyawan. Visi itu harus dibangun dengan melibatkan seluruh karyawan dan harus menyentuh kepentingan seluruh anggota karyawan.
POWER KEY-3: "Go For The Gusto!" Bakar semangat semua anggota team. Semua anggota team akan sangat menghargai adanya prioritas pekerjaan yang harus dilakukan per satuan waktu. Bagaimana mana kita bisa mensosialisasikan dan melatih mereka untuk mengerjakan prioritas kerja tersebut dengan penuh semangat?  Ada beberap hal yang harus menjadi agenda utama dalam proses kepemimpinan kita, yang akan menyentuh hati, jiwa dan semangat anggota team :
1.      Jaminan : Jaminan kesehatan, jaminan kesejahtraan dan jaminan keselamatan. Semua anggota team akan semangat untuk bekerja.
2.      Kebijakan : Pengetahuan yang relevan dan bisa memecahkan masalah. Pemimpin harus terus mendorong anggota teamnya untuk meningkatkan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan dan keahliannya, sehingga ia lebih mampu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efisien.
3.      Power : Kekuatan invidu, kekuatan team dan sharing kekutan antar anggota team. Pemimpin harus terus mengeksplor kekuatan individu, kekuatan team dengan reward yang baik.
4.      Petunjuk Lapangan yang jelas : Apa, Kenapa, Siapa, Kapan, Dimana, dan bagaimana? Semua anggota team akan merasa terhargai dan bersemangat, jika ia dilibatkan dalam penyusunan petunjuk lapangan (guidance) yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
5.      Syntropy :  Menggali sumber kekuatan dari dalam dan dari luar. Pempimpin seyogyanya memahami kukuatan apa yang ada di dalam dan diluar organisasinya. Semua itu bisa digunakan untuk mempermudah dan memperbaiki kinerja team, kadangkala pemimpin mengundang konsultan.
6.      Konsep :  Menganalisa konsep yang ada atau konsep dari pihak-pihak yang sudah berhasil (artefak). Pemimpin bersama-sama anggota teamnya, harus menganalisa konsep yang diperlukan oleh organisasinya.
POWER KEY-4: "Be Disciplined and Willful!", Disiplinlah dan Penuh harap (serius).  Tidak akan pernah berhasil suatu organisasi tanpa kedisiplinan, dan arahan yang jelas dari pimpinan. Untuk itulah maka, perencanaan strategis diperlukan, agar semua anggota team fokus pada pekerjaan yang menjadi prioritas untuk pencapaian visi dan misi.
POWER KEY-5: "Behave Yourself!" Memiliki kepribadian kuat, jujur, adil dan konsisten terhadap orang lain.Satria (2009), menyatakan bahwa ada lima kata kunci (Key Word) untuk kunci sukses dalam kepemimpinan. Kelima kata kunci tersebut terangkum dalam satu kata “SERVE”. Dalam suatu organisasi apapun, kepemimpinan memegang peran yang penting. Bahkan segala sesuatu akan bangkit dan jatuh karena kepemimpinan. Salah satu konsep kepemimpinan yang ditawarkan oleh praktisi manajemen di Amerika adalah konsep SERVE yang dalam bahasa Indonesia berarti Melayani. Konsep utamanya ialah bahwa, apapun jabatan atau kedudukan formalnya, orang-orang yang ingin menjadi pemimpin besar harus mempunyai sikap melayani orang lain. Melalui buku "The Secret – Rahasia Kepemimpinan" oleh Ken Blanchard dan Mark Miller, konsep SERVE dijelaskan secara singkat tapi lugas.
SERVE sendiri merupakan singkatan dari lima kata kunci yaitu:
·         S- See the Future (Melihat Masa Depan)
·         E- Engage and Develop Others (Libatkan dan Kembangkan Orang Lain)
·         R- Reinvent Continuously (Temukan Kembali Terus Menerus)
·         V- Value Results and Relationship (Hargai Hasil dan Hubungan)
·         E- Embody The Values (Mewujudkan Nilai)

Huruf pertama S- See the Future mempunyai makna bahwa para pemimpin harus bersedia dan sanggup membantu orang-orang yang mereka melihat tujuannya, dan juga keuntungan-keuntungan melangkah kearah sana..

Huruf kedua E dalam SERVE menjelaskan bahwa Engange and Develop Others (Libatkan dan Kembangkan Orang Lain) ada dua hal yaitu pertama, merekrut atau memilih orang yang tepat untuk tugas yang tepat. Kedua, lakukan apapun yang diperlukan untuk melibatkan hati dan kepala orang-orang  tersebut.

Kemudian ada huruf R singkatan dari Reinvent Continuously. Disinilah nilai kreativitas pemimpin dilihat. Pemimpin harus bersedia tiga tahap : Tahap pertama, bersifat pribadi. Beberapa pertanyaan utama yang harus diajukan adalah "Bagaimana saya belajar dan tumbuh sebagai seorang pemimpin?" "Apa yang saya lakukan untuk mendorong orang-orang dalam kelompok saya agar terus menerus belajar dan menemukan kembali diri sendiri?". Tingkat penemuan kembali yang kedua adalah sistem dan proses. Pertanyaan untuk diri sendiri dan anak buah kita adalah "Bagaimana kita melakukan pekerjaan tersebut?" Bagaimana  dapat melakukannya dengan lebih baik? Perubahan apa saja yang akan meningkatkan kemampuan kita untuk melayani pelanggan dan juga satu sama lain? Akhirnya yang ketiga, melibatkan struktur organisasi iu sendiri. Pertanyaan yang baik diajukan disini adalah,"Perubahan struktur mana saja yang perlu kita tempuh untuk menjadi lebih efisien dan efektif?"

Huruf V adalah singkatan dari Value Results and Relationship (Hargai Hasil dan Hubungan). Selanjutnya Dimas Ari Kurniawan Perdana (2009), dalam blog yang sama menyatakan bahwa, Kita harus menghargai pelanggan kita lebih dahulu, dan nilai itu akan menuntun perilaku kita dan menjamin keberhasilan kita terus menerus.

Huruf E terakhir ialah Embody Velue (Mewujudkan nilai).   Ini adalah sesuatu yang mendasar dan berlangsung terus menerus.  Kalau kita kehilangan kredibilitas sebagai pemimpin, potensi kepemimpinan kita akan sangat terbatas. Kita harus melakukan lebih daripada sekedar merumuskan nilai-nilai tersebut, kita tidak boleh hanya mengucapkannya, kita harus memperlihatkannya. Akhirnya, bagi para pemimpin yang memimpin dengan tidak didasarkan pada kekuasaan atau jabatan sebaliknya, kepemimpinan yang lahir dari hati yang melayani, maka merekalah ilham bagi semua orang dan bagi calon pemimpin masa depan.

PEMBAHASAN
Jika semua penyebab kegagalan kepemimpinan di atas kita klasifikasi, maka hasilnya bisa di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Klasifikasi penyebab kegagalan kepemimpinan.

No
Penyebab Kegagalan
Klasifikasi
1.
Pergeseran fokus
Strategi
2
Miskinnya komunikasi dg bawahan
Komunikasi
3
Takut ambil resiko
Sikap
4.
Lupa etika
Nilai
5
Manajemen diri
Strategi
6
Kehilangan cinta dan gairah
Seni
7
Tidak mampu memimpin
Keterampilan
8
Tidak respon thd usulan staf
Sikap
9
Tidak Menghargai staf
Sikap
10.
Takut tersaingi karyawan
Sikap
11
Tidak punya ide kreatif
Keterampilan
12
Tidak pernah memberi rewar
Sikap
13
Keinginan hidup mewah
Sikap
14
Tidak setia kawan
Sikap
15
Dipandu rasa kuatir
Sikap
16
Pengangkatan berdasarkan kedekatan, bukan atas dasar pengetahuan dan keterampilan
Perekrutan
17
Ketidak pahaman terhadap faktor luar yang mengancam
Strategi
18
Tidak pekan akan kebutuhan umum
Sikap
19
Tidak disiplin
Sikap
20
Ragu dalam membuat keputusan
Sikap
21
Tidak sensitif
Sikap
22
Teralalu kaku atau terlalu lunak pada bawahan.
Sikap
23
Arogan
Sikap
24
Terlalu banyak bekerja, dan sedikit memimpin
Ketreampilan
25
Pilih Kasih terhadap karyawan
Sikap
26
Tidak bisa dipercaya
Nilai
27
Pendendam
Sikap
28
Manajerial lemah
Keterampilan
29
Tidak mampu memimpin strategis
Keterampilan
30
Menempatkan posisi pegawai sembarangan
Keterampilan
31
Tidak mudah beradaptasi
Keterampilan
32
Mempermalukan anak buah
Sikap
33
Membuat aturan tidak jelas
Keterampilan
34
Kurang sigap
Sikap
35
Mengutamakan pendapat pribadi
Sikap
36
Terlalu ambisius
Sikap
37
Cepat berpuas diri
Sikap
38
Besar  kepala
Sikap

Jika Tabel 1. di atas kita rangkum maka hasilnya  dilihat pada tabel 2. Di bawah ini .
Tabel 2. Frekuensi dan persentase dari berbagai jenis penyebab kegagalan kepemimpinan.

KATEGORI
FREKUENSI
PERSENTASE
RANGKING
22
 57,9 %
1
Keterampilan
8
 21.1 %
2
Strategi
3
7.9%
3
Nilai
2
 5.3 %
4
Perekrutan
1
2.6%
5
Seni
1
2.6 %
5
Komunikasi
1
2.6 %
5
JUMLAH
38
100 %


Jika tabel tersebut kita buat grafik, maka hasilnya lihat seperti grafik di bawah ini :

Grafik 1. Frekuesi faktor-faktor penyebab kegagalan dalam kepemimpinan.

Dari grafik tersebut terlihat bahwa faktor sikap adalah faktor yang sangat utama dan memberikan kontribusi terbesar dalam hal kegagalan kepemimpinan (57.9%).. Mengapa demikian?.Mari kita perhatikan beberapa definisi dari kepemimpinan, dalam buku “Kepemimpinan Dalam Organisasi” (Gary Yulk, 2001). :
1.      Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusi demi efektivitas dan keberhasilan organisasi. (House et. Al., 1999, h 184).
2.      Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir untuk mencapai sasaran. (Rauch &Behling, 1984, h 46).
3.      Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku individu untuk mengarahkan aktivitas kelompok dalam mencapai sasaran bersama (Hemphill & Couns, 1977, h.7).

Dari ketiga definisi terebut jelas, bahwa  kepemimpinan pada hakekatnya adalah kemampuan individu untuk menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu sasaran tertentu. Orang-orang atau bawahan kita akan bergerak dan melakukan sesuatu dengan baik, jika ia merasa termotivasi untuk melakukan hal tersebut. Rogers (1976), menyatakan bahwa orang akan termotivasi untuk melakukan sesuatu dengan rela dan baik, jika hatinya tersentuh”. Sikap seperti apa yang bisa menyentuh hati  bawahan, sehingga ia mau melakukan sesuatu dengan baik ?
1.      Sikap terhadap masalah (keberanian dalam mengambil segala resiko) 
2.      Sikap pemimpin yang respon terhadap usulan staf.
3.      Sikap pemimpin yang takut tersaingi atau terancam oleh bawahannya.
4.      Sikap pemimpin yang arogansi dan besar kepala.
5.      Sikap pilih kasih, pendendam, ambisius dan sikap-sikap lainnya.

Tabel 3. Klasifikasi kunci sukses dari  kepemimpin.
No
Penyebab Kegagalan
Klasifikasi
1.
Jadilah orang yang selalu ditiru & diikuti oleh banyak orang
Strategi
2
Buatlah visi untuk masa depan
Strategi
3
Ciptakan inspirasi dan ide yang cemerlang
Strategi
4.
Buatlah orang lain merasa penting dan  merasa di hargai
Sikap
5
Gunakan nilai-nilai sebagai pedoman hidup, dan bertindaklah selalu dengan etik.
Nilai
6
Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk perbaikan yang terus menerus
Keterampilan
7
Ciptakan ruang dengan harapan dan keteladannmu
Sikap
8
Berikan kesempatan pada orang-orang untuk tumbuh dan berkembang, baik baik secara personal atau profesionalisme
Sikap
9
Perlakukan orang dengan rasa cinta dan kasih sayang
Sikap
10.
Simplify The Complex!
Keterampilan
11
Bangung visi baru yang betul-betul menyentuh kepentingan lembaga dan semua karyawan
Strategi
12
Bakar semangat semua anggota team
Motivasi
13
Disiplinlah dan Penuh harap
Sikap
14
kepribadian kuat, jujur, adil & konsisten terhadap orang lain.
Nilai
15
Melihat Masa Depan
Strategi
16
Libatkan dan Kembangkan Orang Lain
Sikap
17
Perbaikan yang   Terus Menerus
Keterampilan
18
Hargai Hasil dan Hubungan
Sikap
19
Mewujudkan Nilai
Nilai
20
Menghargai pendapat orang lain secara bijak.
Sikap

Jika Tabel 1. di atas kita rangkum maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 2. Di bawah ini. Tabel 4. Frekuensi dan persentase dari berbagai jenis penyebab keberhasilan dari kepemimpinan seseorang.

FREKUENSI
PERSENTASE
RANGKING
Sikap
9
45 %
1
Keterampilan
3
15 %
3
Strategi
4
20 %
2
Nilai
3
15 %
4
Motivasi
1
5 %
5
JUMLAH
20
100 %


Jika tabel di atas kita buat menjadi grafik, hasilnya bisa di lihat pada Grafik 1. Di bawah ini :

Grafik 2. Frekuensi faktor-faktor kunci, untuk keberhasilan kepemimpinan.

Jika kita perhatikan grafik 2. di atas, maka akan terlihat bahwa faktor “Sikap Pemimpin” merupakan faktor utama untuk mencapai keberhasilan pemimpin. Sikap pemimpin jauh lebih penting dibanding keterampilan, strategi, nilai dan motivasi.  Sekali lagi karena sikap akan sangat mempengaruhi motivasi seluruh stafnya.. Jika sikap sudah baik, maka hal yang mesti dilakukan adalah membuat visi yang jelas, dan mengakomodir seluruh kepentingan lembaga dan staf, maka proses sosialisasi menjadi sangat penting, agar semua staf memiliki fokus perjuangan yang sama dengan lembaga yang ia pimpin. Keterampilan mengaplikasikan seluruh sikap dan strategi kedalam bentuk keterampilan dan tindakan nyata, ada kunci sukses kepemimpinan berikutnya. Seorang pemimpin harus mampu menjabarkan seluruh visi dan misi kedalam bentuk kegiatan nyata yang bermanfaat buat lembaga dan seluruh stafnya, dan  dipandu oleh nilai-nilai kejujuran, nilai-nilai lain.

Prof. A. Sanusi (Direktur PPs Uninus /mantan Rektor UPI Bandung), menjelaskan bahwa ada tujuh nilai penting yang harus dipegang teguh oleh para pemimpin, yaitu : Nilai etis, estetis, logik, theologik,  teleologik, fisik dan ekonomis. Kelima nilai tersebut harus menyatu dalam diri pemimpin, yang teraplikasi dan bentuk sikap dan perbuatan pemimpin. Coba kita cermati kategori sikap seperti apa, yang paling penting kita terapkan ?
Tabel 5. Kategori sikap pemimpin terhadap staf, terhadap diri dan masalah.

No
Penyebab Kegagalan
Klasifikasi
Sikap terhadap?
1
Ciptakan inspirasi dan ide yang cemerlang
Sikap
Masalah
2
Buatlah orang lain merasa penting dan selalu merasa di hargai
Sikap
Staf
3
Ciptakan ruang dengan harapan dan keteladannmu
Sikap
Staf
4
Berikan kesempatan pada orang-orang untuk tumbuh dan berkembang, baik baik secara personal atau profesionalisme
Sikap
Staf
5
Perlakukan orang dengan rasa cinta dan kasih sayang
Sikap
Staf
6
Disiplinlah dan Penuh harap
Sikap
Diri
7
Hargai Hasil dan Hubungan
Sikap
Staf
8
Menghargai pendapat orang lain secara bijak.
Sikap
Staf
9
Takut ambil resiko
Sikap
Masalah
10
Tidak respon thd usulan staf
Sikap
Staf
11
Tidak Menghargai staf
Sikap
Staf
12
Takut tersaingi karyawan
Sikap
Staf
13
Tidak pernah memberi reward
Sikap
Staf
14
Keinginan hidup mewah
Sikap
Diri
15
Tidak setia kawan
Sikap
Staf
16
Dipandu rasa kuatir
Sikap
Diri
17
Tidak pekan akan kebutuhan umum
Sikap
Staf
18
Tidak disiplin
Sikap
Diri
19
Ragu dalam membuat keputusan
Sikap
Diri
20
Tidak sensitif
Sikap
Staf
21
Teralalu kaku atau terlalu lunak pada bawahan.
Sikap
Diri
22
Arogan
Sikap
Diri
23
Pilih Kasih terhadap karyawan
Sikap
Staf
24
Pendendam
Sikap
Diri
25
Mempermalukan anak buah
Sikap
Staf
26
Kurang sigap
Sikap
Diri
27
Mengutamakan pendapat pribadi
Sikap
Masalah
28
Terlalu ambisius
Sikap
Diri
29
Cepat berpuas diri
Sikap
Diri
30
Besar  kepala
Sikap
Diri

Jika data tentang frekuensi sikap pemimpin  pada tabel 3. tersebut kita rangkum, maka akan diperoleh gambaran seperti pada tabel 4. Di bawah ini. Tabel 6. Rangkuman sikap pemimpin terhadap staf, diri dan masalah yang dihadapinya, selama proses kepemimpinan.
Sikap Terhadap siapa?
FREKUENSI
PERSENTASE
RANGKING
Staff
15
50 %
1
Diri
12
40 %
2
Masalah
3
10 %
3
JUMLAH
30
100 %


Jika data pada tabel 4. Tersebut kita buat grafik, maka hasilnya bisa kita lihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 3. Persentase sikap pemimpin terhadap staf, diri dan masalah, yang didasarkan pada faktor kegagalan dan kunci sukses dalam kepemimpinan.

Dari grafik 4. Di atas jelas terlihat bahwa sikap yang paling penting adalah sikap pemimpin terhadap staf, di ikuti oleh sikap pemimpin terhadap dirinya sendiri, dan terkahir sikap pemimpin terhadap masalah yang dihadapinya. Seperti yang sudah dijelaskan di bagian atas, bahwa sikap pemimpin terhadap staf yang dipimpinnya, adalah faktor utama kegagalan dan sekaligus faktor keberhasilan pemimpin tersebut. Sikap pemimpin yang tidak baik terhadap bawahannya (staf), merupakan faktor utama dari kegagalan seorang pemimpin. Jadi seorang pemimpin yang sikap terhadap bawahannnya kurang baik, akan dibenci dan ditinggalkan bawahannnya, walaupun ia memiliki strategi dan keakhlian memimpin yang luar biasa.
 Sebaliknya seorang peimimpin yang sikapnya baik terhadap bawahannya, ia akan di hormati, dikagumi, dan disayangi oleh seluruh bawahannya, walapun ia  kurang begitu terampil dalam membuat strategi, visi dan misi. Kelemahan pemimpin bisa dilengkapi oleh kekuatan anak buahnya. Sikap selanjutnya yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah sikap baik terhadap dirinya sendiri, seperti disiplin, reward terhadap dirinya sendiri, berpikir positif, penuh dengan semangat, tidak kenal putus asa,dan lain-lan. Ia memiliki sikap tenang, percaya diri, dan muka yang ramah terhadap siapapun.
 Guru Besar Uninus, Dedi Mulyasana (2010), mengkategorikan ini pada kelompok Kepemimpinan Interpersonal, atau Kepemimpinan Pribadi. Kita bisa menyebut hal ini “Kecerdasan untuk mengurus diri sendiri”
Terakhir adalah sikap pemimpin terhadap masalah. Pemimpinan yang baik, sangat berani dalam menghadapi masalah. Ia selalu mencari ide yang cemerlang untuk mengatasi berbagai masalah yang dihdapinya. Ia berani untuk mengambil resiko, tentu dengan menggunakan segala pertimbangan yang ada. Ia tidak pernah berlari dari masalah. Ia memiliki sikap baik dan berani dalam menghadapi berbagai masalah. Ia memiliki ketrampilan tinggi dalam mengurai, mengklasifikasi dan membuat prioritas masalah yang harus dipecahkan segera.
Setelah kita memahami  betapa penting sikap pemimpin terhadap bawahannya, maka pertanyaan pentingnya adalah “ bagaimana kita bisa merubah sikap dan perilaku kita terhadap bawahannya”.  Pertanyaan ini sangat mudah di jawab oleh siapapun, tetapi susah untuk diterapkan menjadi kebiasaan yang mendarah daging pada pemimpin.
Goleman (2002), untuk merubah sikap, kita perlu menerapkan “Theory of Self-Directed  Learning”, atau theori tentang cara belajar langsung oleh diri sendiri, seperti digambarkan pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Cara mudah untuk mencapai kepemimpinan primal.
 











Keteangan :                         = Garis refleksi
                                               = Garis tahapan belajar jadi pemimpin prima
Gambar 1 tersebut  di atas bisa dijelaskan secara rinci sebagai berikut :
1.      Kita diminta untuk mengambarkan diri yang ideal yang kita harapkan itu seperti apa? Atau bisa juga dengan pertanyaan, ”Kita ini mau menjadi seperti siapa?
2.      Kita diminta untuk mengoreksi ”apa kekuatan yang sudah kita miliki”.
3.      Cek Apa kekuatan yang kita miliki. Lalu Cek juga kekuatan yang diharapkan oleh kita tetapi belum kita miliki.
4.      Pikirkan gap apa  kita miliki, antara diri yang ideal dengan diri kita sekarang ini?
5.      Menyusun agenda pembelajaran. Apa yang ingin diperkuat lagi sehingga bisa menjadi pemimpin yang ideal? Dan bagaimana mengurangi gap antara kondisi ideal dengan kekurangan kita?
6.      Mencoba-coba menerapkan kebiasaan baru yang kita inginkan, cara berpikir baru yang kita inginkan, dan kepekaan rasa yang baru yang kita harapkan.
7.      Mencoba mempraktekan kebiasaan, cara berpikir  dan kepekaan rasa yang baru.
8.      Pada setiap akhir tahapan kita harus melakukan refleksi, dengan menggunakan pertanyaan : a. Apakah sudah terumuskan dengan baik dan jujur?; b. apakah sudah di tuliskan,di renungkan, diucapkan atau dipraktekan?.

Lebih detilnya bisa dilihat pada anak panah seperti di bagan tersebut. Hal yang sangat penting adalah proses di atas harus dilakukan terus menerus dan didorong dengan motivasi yang kuat untuk merubah sikap, prilaku, cara berpikir dan semua kebiasaan yang kurang baik. Siklus tersebut sangat mudah untuk di pahami, ”Pikirkan kondisi ideal apa yang ingin diwujudkan dalam diri kita, rancang pembelajaran yang ingin diterapkan berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang kita miliki, dihubungkan dengan kondisi ideal yang ingin kita wujudkan. Lanjutkan dengan percobaan berkali-kali dan memprakteknnya di dalam proses berhubungan dengan para staf.
KESIMPULAN
Berdasarkan kajian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kegagalan pemimpin, secara berturut-turut  adalah :  1). Sikap pemimpin yang kurang baik; 2).Kurangnya keterampilan memimpin; 3).Strategi yang kurang baik dan kurang tersosialisasikan; 4).Pelanggaran terhadap nilai-nilai; 5).Perekrutan pemimpin yang kurang baik; 6).Lemahnya seni memimpin; 7).Komunikasi pemimpin yang kurang baik dengan bawahannya.

Sementara itu, kunci keberhasilan kepemimpinan, secara berut-turut mulai dari yang berkontribusi paling besar,adalah: 1).Sikap baik pemimpin; 2).Strategi yang baik; 3).Keterampilan pemimpin;4).Keteguhan pemimpin dalam memegang nilai-nilai kepemimpinan; dan 5).Kemampuan memotivasi yang dimiliki oleh pemimpin.

Sikap pemimpin adalah faktor utama yang menyebabkan kegagalan kepemimpinan, dan sekaligus faktor utama yang menyebabkan keberhasilan kepemimpinan.

Ada tiga jenis sikap pemimpin : Sikap pemimpin terhadap stafnya, sikap pemimpin terhadap dirinya, dan sikap pemimpin terhadap masalah yang dihadapinya. Sikap pemimpin terhdap stafnya merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemimpin (50% dari keseluruhan sikap yang ada).

Sikap pemimpin terhadap stafnya, akan sangat mempengaruhi motivasi staf dalam melakukan semua pekerjaan di lembagainya. Pekerjaan seberapa beratpun akan bisa dikerjakan dengan baik, jika seluruh stafnya memiliki motivasi yang kuat. Tugas utama pemimpin adalah memotivasi dan menggerakkan seluruh staf, untuk mencapai tujuan lembaga yang sudah dirumuskan dan disepakati bersama.





DAFTAR PUSTAKA

Anonim.  1989.  Komunikasi dan pembangunan : Perspektif Kritis. LP3ES. Jakarta.

Goleman, Daniel.  2002. The New Leader : Transforming  the art of leadership into
            the science of results.  Litle Brown Press. London.

Gibson, L, James et all.  1996. Organisasi (Edisi  Kedelapan).

Heathfield, M, Susan.  (2009). Secret of leasership. (Online).  Tersedia:

Nugroho, Siswono.  (2009).  (online).  Tersedia :

Reeves, B, Douglas.  2002.  The Leaders’s Guide to Standars. Jossey Bass. San
            Franciso. Amerika Serikat.

Hughes, L, Richard et all.  2009. Leadership : Enhancing the Leasson of Experience. 
            MC Graw Hill. San Francisco. Amerika Serikat.

Ricard, Deny. (2001).  12 Major Causes of Failure in Leadership.  (Online).Tersedia:
2010).

Scott, C. 2008.  Jika anda Ingin menjadi Manusia Seutuhnya, Inilah Pedomannya.
            Diva Press.  Jogyakarta.

Sambon, Mark. (2009).  Failure of Leadership.  (online). Tersedia:

Thomas, Bill.  (2004),  Five power Keys for leadership success. (Online).  Tersedia:
http://www.healthstatus.com/articles/5_Power_Keys_For_Leadership_Success.htm (4 Maret 2010).

Satria (2009), Lima kata kunci (keyword) rahasiah kepemimpinan. (Online).

Yulk, Gary.  2007.  Kepimpinan dalam organisasi. PT. Indeks.  Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar